Salah Satu Tokoh masyarakat “Angkat Bicara” Terkait Penyelewengan Dana di Yayasan Jamie

Kota bekasi – Terkait adanya dugaan penyelewengan dana di Yayasan Mesjid Jamie, salah satu tim kritisi angkat bicara. Ia membenarkan adanya dugaan penyelewengan dana di Yayasan Mesjid Jamie, wilayah Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Bekasi.

“Jadi kami beritahu dulu bahwa kami ada dua tujuan untuk Yayasan Masjid Jami Harapan Jaya, adalah membubarkan kepengurusan Yayasan Masjid Jami Harapan Jaya, yang kedua adalah pembenahan atau memperbaiki AD/ART. Kami sudah beberapa mediasi berkali-kali dan sudah tabayyun berkali-kali, tapi kenyataannya sampai tingkat lurah dan camat, baru kemarin ada hasilnya pak lurah yaitu membuat AD/ART dulu yang harus dibenahi setelah itu dengan sendirinya, tapi di situ kami apresiasi bahwa lurah bicara,” katanya, Senin (13/2/2023).

Bambang Eko Prayitno menyayangkan pernyataan masalah uang uang itu bullshit dan pepesan kosong.

“Kalau yang saudara Seger katakan monggo saja dibuat AD/ART nya dan ditanyakan pada waktu pembuatan AD/ART, jadi Ketua Yayasan sudah ada pembenahan AD/ART, yang pertama yaitu diketuai Fathullah dan kami adalah anggota tapi sampai tengah jalan dicabut itu oleh saudara sendiri hasilnya seperti apa, tidak pernah diumumkan oleh kita tim perumus anggaran dasar rumah tangga,” tambah Bambang.

“Yang kedua yang saya katakan, Dasap kami anggota belum selesai tapi tahu-tahu pengurus dan pembina itu mengangkat tiga orang, satu Ketua Pembina yaitu saudara Hafid, yang kedua Adri sebagai pengawas dan Imron sebagai pengawas dan ini baru akan direvisi pada waktu kejadian itu, kami mengundurkan diri secara total tim 11 jadi di sini yang saya katakan kalau masalah Seger bilang tidak korupsi dan sebagainya dan saya bilang hanya pepesan kosong dan salah kalau Segar bilang tidak terima atau tidak korupsi sepeser pun,” paparnya.

“Itu salah karena Seger bilang tidak terima sepeserpun uang dari Yayasan, lalu Rp 5 juta itu apa. Jadi silakan terjemahkan sendiri Seger bilang tidak, kedua saudara orang pintar tapi kantor akuntan publik sudah mengoreksi saudara ini yang yang pertama mengoreksi adalah pengeluaran 1,4 pemeliharaan,6 miliar 800 sedangkan asetnya 3,8,kedua alat tulis kantor 600 juta terus ada lagi yang namanya formulir pendaftaran TK 30 juta 900 ini wajar atau tidak,” katanya.

Ia menambahkan, sebagai pimpinan mengerti bahwa itu tidak wajar, itu cuman berapa persen. Silahkan bawa arti tidak korupsi sedangkan membuat form itu saja sudah gila-gilaan. Padahal si pendaftar atau orangtua murid bayar Rp.275.000 untuk form formulir pendaftaran TK.

Apalagi kalau diteliti lagi ada pengembalian uang Rp 450 jutaan dan tidak ada dalam laporan.

“Yang pertama tadi sudah saya sebutkan adalah Rp.6,8 miliar. Sedangkan aset Rp.3,9 miliar. Yang kedua mereka sadar ini semua data dari yayasan yang kedua kantor akuntan publik membuat lagi Rp.550 juta tapi sisanya itu diswitch ke biaya Yayasan menjadi Rp.8 miliar dalam satu tahun. Untuk apa Rp 8 miliar, sedangkan waktu itu masih pandemi. Saya katakan Seger kalau ngomong jangan bohong bohongin kami. Itu sudah pembohongan massal,” tuturnya.

“Kami tidak terima kami akan terus berjuang. Jadi jangan menyatakan bullshit dan pepesan kosong. Ini bukan pepesan kosong ini pepesan yang dibalut dengan kain sutra dalamnya ikan salmon sehingga mereka tidak mau mundur padahal bukan punyanya mereka itu Yayasan. Saya katakan akan mengambil alih. Terus terang kita akan maju terus dan ini yang saya katakan. Mereka tidak mengakui bahwa itu punya pemda. Ini bukan punya nenek moyang mereka. Saya katakan bahwa mereka mundur dengan baik,” tandasnya. (Supri/jks)

Berita terkait

spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini