BANGKALAN – Seorang peziarah atau musafir adalah orang yang melakukan suatu perjalanan ziarah. Hal ini dilakukan biasanya dengan mengunjungi suatu tempat yang mempunyai makna keagamaan, sering kali dengan menempuh jarak yang cukup jauh.
Seorang musafir memiliki keistimewaan dalam melaksanakan ibadah. Ini terkait dengan kondisi dirinya yang sedang menempuh perjalanan jauh, sehingga Allah SWT menunjukkan kasih-Nya dengan memberi keringanan.
Musafir berasal dari Bahasa Arab “SAFARA” yang artinya bepergian. Tidak semua orang yang melakukan perjalanan dapat disebut musafir. Ini tergantung pada jenis perjalanan yang ditempuh,” Jumat (21/01/2022).
MOH HOSEN, F.I, Musafir Lalin (Lalulintas) yang tiap harinya bepergian bahkan siang malam hidup dijalanan dengan tujuan mencari nafkah untuk keluarganya.
Sebelum berangkat kerja konon katanya selalu ziarah kepada ibunya yang telah lama wafat meninggalkannya dalam artian ngalap berkah orang tua dalam tiap aktivitasnya.
Sebagaimana keterangan ; Ridho Allah Terdapat Pada Kedua Orang Tua dan Murka Allah Terdapat Pada Kedua Orang Tua.
Diwaktu habis sholat maghrib di terminal Kabupaten Bangkalan berjumpa dengan WIJAYA seorang Musafir Lillah (Karena Allah) asal Kota SERANG Provinsi Banten Jawa Barat.
WIJAYA bercerita berasal dari Serang Banten Jawa Barat jadi musafir kemadura Bangkalan. Untuk ziarah kepasarean Syaikhona Kholil Bangkalan di Martajazah dan melanjutkan perjalanan menuju Makam Sunan Ampel Surabaya.
Paska MOH HOSEN mengajak dan mengantar WIJAYA ke makam Sunan Ampel Surabaya, ia menolak karena dia sudah komitmen jadi Musafir untuk jalan kaki,” pungkasnya. (MH/Red)