MOJOKERTO – Inisial (Y), pasien BPJS Mandiri penderita Diabetes Melitus selama puluhan tahun, mengaku kesal atas perlakuan seorang oknum dokter yang bertugas di Puskesmas Lespadangan, di desa Terusan, kecamatan Gedeg, kabupaten Mojokerto, Jatim.
Betapa tidak, kekecewaan itu terjadi ketika Y datang ke Puskesmas dan berharap memperoleh surat rujukan untuk ke Rumah Sakit. Namun, bukannya menerima rujukan, justru perkataan oknum dokter Rodli Alfiyan yang ditengarai tak berakhlak ia dapatkan.
“Sebelumnya, dulu saya pernah beberapa kali minta surat rujukan untuk penyakit dalam dan langsung dikasih oleh dokter-dokter perempuan. Tapi, semenjak ada dokter itu (Rodli Alfiyan), minta rujukan penyakit dalam seakan-akan seperti dipersulit,” jelasnya. Senin, (06/05/2024).
Bahkan, lanjut Y, ketika minta surat rujukan tadi, dokter itu berkata-kata tak pantas untuk didengarkan. Saya sebagai orang yang sudah sepuh, merasa dilecehkan dengan bahasanya dia (Rodli Alfiyan) yang saya anggap kurang sopan.
“Jadi dokter kan harusnya bisa menghormati pasien, lha dia tidak. Mestinya kan bisa bersikap baik, ramah dan bersahabat. Bukan arogan dengan ucapan ‘koen-koen’ (bahasa Jawa kasar). Etikanya itu kurang dipakai, gak punya ‘tepo seliro’ sama sekali,” jelasnya.
Sampai berita ini ditayangkan, oknum dokter Rodli Alfiyan, kepala Puskesmas Lespadangan (dr. Nurul Agustien), dan kepala dinas kesehatan kabupaten Mojokerto (dr. Ulum Rokhmat Rokhmawan) belum bisa dikonfirmasi dan memberikan keterangan.
Kemudian, awak media akan berusaha segera menghubungi pihak terkait diatas sebagai keberimbangan sebuah berita selanjutnya. (Bersambung ke episode berikutnya)
Pewarta : Agung Ch