BANGKALAN – Setelah pelaporan Santriwati inisial NV (13), diduga menjadi korban pencabulan oleh oknum kiai berinisial SY – pengasuh salah satu pesantren di Kecamatan Socah, Bangkalan, Madura, kini ada korban lagi bernama Mawar (15) dengan pelaku yang sama yakni SY.
Mawar melapor ke Mapolres Bangkalan didampingi keluarga pada Minggu (27/10/2024) sore hari. Perbuatan itu dilakukan di salah satu hotel di wilayah Surabaya dengan modus iming-iming pergi ke Mall untuk berbelanja.
“Korban Mawar merupakan santriwati dari pelaku. Awal mula kejadian pada 12 Februari 2024 saat Mawar duduk di kelas IX SMP. Kini mawar sudah kelas X SMA. Dirinya baru melapor karena dulu takut dan diancam oleh pelaku. Modusnya mengajak Mawar pergi belanja ke Mall menemani pelaku. Tetapi belum sampai di Mall, pelaku mengajak istirahat Mawar di Hotel. Dan terjadi pencabulan tersebut,” kata Holep, keluarga Mawar saat ditemui wartawan di Mapolres Bangkalan.
Kasus ini diduga sudah lama terjadi, tapi baru terbongkar setelah seorang korban menceritakan kepada keluarganya.
Cerita pencabulan berkembang di masyarakat hingga satu per satu korban mulai berani menceritakan telah menjadi korban pencabulan yang dilakukan SY yang juga mantan anggota DPRD Bangkalan.
“Mawar baru berani bercerita ketika ada temannya melapor ke Polisi, saat itu juga kami langsung juga melapor ke Mapolres Bangkalan,” papar Holep.
Dirinya sangat berharap polisi segera menangkap pelaku dan memberikan hukuman yang seberat-beratnya. “Semoga kami masih menemukan keadilan hukum di Bangkalan, agar pelaku segera ditangkap,” harapnya.
Sementara cerita Mawar, diajak keluar oknum Kiai tersebut bermula saat Mawar diming-imingi membeli baju.
“Awal mula diajak beli baju. Saya diajak keluar hanya berdua sama pelaku. Tetapi sampai di lokasi malah aneh. Bukan ke Mall tapi ke Hotel. Pak Kiai bilang istriahat dulu di Hotel,” cerita Mawar.
Sesampai di Hotel, Mawar langsung di raba-raba oleh pelaku, sontak Mawar berteriak dan pelaku menutupi mulutnya.
“Setelah kejadian itu pelaku masih mengajak kembali kepada saya, tapi saya trauma karena sudah pernah kejadian pelecehan seksual pada saya,” ungkap Mawar.
Sebelumnya, NM orang tua NV (13) juga melaporkan pelaku ke polisi pada hari Kamis, 24 Oktober 2024 malam hari dengan nomor Laporan Polisi (LP) PPA-Satreskrim Polres Bangkalan dengan LP/162/X/2024/SPKT/POLRESBANGKALAN/POLDAJATIM dengan hal yang sama yakni pencabulan pada anaknya.
NM baru melapor ke polisi setelah mendengar cerita NV, putrinya. Sebab, NM penasaran atas tingkah laku putrinya yang banyak berubah.
“Anak kami trauma usai dicabuli si oknum kiai. Saat ini anak kami sering merenung,” ucap NM orang tua korban.
Aksi bejat itu terungkap saat salah seorang santri dibawah umur itu bercerita kepada orang tuanya atas apa yang dialaminya.
Perbuatan cabul itu dilakukan sudah berulang kali di lingkungan ponpes oknum Kyai tersebut. Saat ini korban masih duduk dibangku SMP.
Chat mesra oknum Kyai dan Siswinya itu sudah beredar di kalangan warga setempat.
Isi pesan antara oknum Kyai pada siswinya itu salah satunya oknum Kyai itu ngotot mengajak siswinya bertemu karena rindu ingin mengecup bibirnya. Begini isi pesannya versi bahasa Madura;
“Engkok jhe pekakoh, mon epakakoh engkok bisa bertindak apapun. San misan. Jhe kastah. Jhe nyalaaghin engkok. (saya jangan dibuat marah, kalau saya sampai marah, saya bisa bertindak apapun. Jangan sampai menyesal kamu),” isi pesan Kyai itu pada siswinya, dengan nada pesan ancaman.
Lalu dibalas dengan siswi tersebut. “Enggi Kauleh gellem, Keng jhe kadih nekah” (Iya saya mau, tapi jangan seperti itu),” balas oknum siswi tersebut.
“Apah maksudnya? (Apa maksudnya?),” tanya oknum Kyai itu sembari membalas pesan siswinya.
Lalu dibalas kembali oleh siswi tersebut. “Enggi Kauleh gellem tapeh jhe nganggui cara kadhik rik beri’eh” (Iya saya mau, tapi jangan pakai cara seperti kemaren),” tutur siswinya.
“Terus carah apah. Engkok keng kerrong keccup bibir. Wes jhe bertaberen pole. Hanya itu yang bisa mengobati tang ateh se peggel ke hedeh (terus dengan apa. saya cuman rindu kecup bibir saja. Sudah jangan ditawar lagi. Hanya itu yang bisa mengobati hati saya yang benci sama kamu),” tutur sang kyai.
NM, Ibu korban berharap adanya pelaporan ke Mapolres Bangkalan, pihaknya berharap agar kasus dugaan pencabulan ini diatensi. (Netty)