BALI INDONESIA- Aktivis Kritis Anti Korupsi Moh Hosen Komite Anti Korupsi Indonesia (KAKI) mengapresiasi Netti Herawati,SE seorang jurnalis profesional Indonesia telah mendapatkan gelar Certified Motivator Education (CME) karena tidak semua jurnalis Indonesia mendapatkan sebuah penghargaan tersebut.
Pemberian gelar tersebut tidak lain diberikan kepada seorang jurnalis yang benar-benar gigih mendalami dunia jurnalistik dengan berpedoman pada kode etik yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.
Moh Hosen Aktivis KAKI berharap Netti Herawati,SE Tetap mengembangkan Karyanya dengan baik menyajikan informasi-informasi teraktual dan faktual sehingga publik mudah menerima berita di dunia nyata dengan akurat.
“Seperti diketahui, Netti Herawati SE Perempuan sederhana yang cerdas dan berwawasan luas yang cukup gigih dan mandiri, merupakan seorang Jurnalis Indonesia yang pemberani terutama dalam membela rakyat lemah dan mengungkap kebenaran serta keadilan,” Jumat (01/09/2023).
Netti juga memiliki kedekatan dengan Petinggi Negara, institusi TNI,Pengacara Ternama,Uama-ulama besar Indonesia.
Serta menjabat sebagai Wakil Ketua III DPP SBNI (Sarikat Butuh Nasionalis Indonesia),aktif serta mempunyai komunitas sosial, serta perwakilan dari LAW FIRM DHIPA ADISTA JUSTICIA, dan Pemerhati Perempuan dan Anak.
Dalam hal ini mempunyai kerajaan Media, banyak orang hanya memandang sebelah mata tanpa tahu
Aktifitas didunia profesionalnya.
Netti jurnalis Indonesia yang sudah melalang buana di Indonesia dari Sumatera Utara, Nusa tenggara Timur, Jawa , Pulau Bali dan di berbagai daerah lainnya serta internasional.
Dalam hal ini pernah terpilih duta utk pengungsi Afganistan di Indonesia 2016 ,duta Palestina 2022 utk Indonesia dalam memperoleh Hak haknya.
Tetap semangat dan tak henti-hentinya menimba dan mendalami ilmunya di dunia jurnalis, terbukti Netti Herawati SE., meraih gelar Certified Motivator Education (CME) dari PT. Education Inspirator Indonesia, dan beliau juga memiliki saham di beberapa Media Nasional dan Internasional. Walaupun begitu tetap rendah hati dan sederhana.
Dalam hal ini saat dikonfirmasi awak media dimana Netti mengatakan saya merasa bersyukur dapat menimba ilmu dan meraih gelar dari PT.Education Inspirator Indonesia yang telah memberikan kepercayaan ini kepada saya tutur nya.
Dan saya berharap kepada seluruh Jurnalis Indonesia kita jangan merasa puas terus lah menggali ilmu serta mau belajar agar kita bisa menambah literasi serta selalu memperjuangkan hak -hak kemanusiaan dan Edukasi ditengah masyarakat luas guna menyatakan yang benar itu benar dan yang salah salah itu tetap salah di pemberitaan karena kita mata dan telinga masyarakat sambungnya.
Jangan sampai tergerus 5W 1h serta UU no 40 oleh narasi-narasi yang tidak faham etik dan etika Media, sekarang sudah bisa menulis dan menaikan berita merasa wah! padahal tidak faham sama sekali. “Marilah kita kembalikan fungsi Media yang sebenarnya serta kita luruskan yang bengkok.”
Media yang digunakan dengan maksimal, maka setiap informasi yang diberikan akan maksimal juga dan pendengar, penerima, atau pembaca informasi dapat mendapatkan informasi yang bermanfaat. Namun, media yang digunakan hanya untuk beberapa kepentingan, tak menutup kemungkinan informasi pada media tersebut keasliannya kurang bisa menjamin, sehingga antara pemberi informasi dan penerima pesan bisa terjadi kesalahpahaman. Bahkan, bisa memunculkan suatu konflik.
Seiring dengan perkembangan zaman, media mengalami perkembangan juga, yang tadinya media hanya dalam bentuk kertas saja, sekarang media sudah bisa diakses melalui alat elektronik, seperti handphone, computer, laptop, dan sebagainya. Kemudahan akses untuk memperoleh media seharusnya dimanfaatkan dengan bijak supaya seseorang atau kelompok tidak ketinggalan informasi.
Penulis: Hosnews