Asisten Wali Kota Surabaya Sindir Tajam Tokoh Madura: “Orang Madura Tidak Kompak!”

SURABAYA – Pernyataan mengejutkan dan cukup menyentil dilontarkan oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Asisten I) Kota Surabaya, Muhammad Fikser, AP, MM, saat menanggapi persoalan distribusi lapak parkir di toko-toko modern di wilayah Surabaya, Jum’at 5 Juli 2025.

Dalam keterangannya, Fikser secara terang-terangan menyoroti kurangnya solidaritas di kalangan masyarakat Madura, khususnya para tokoh yang terlibat dalam pengelolaan dan pembagian sektor informal tersebut.

“Saya lihat ternyata orang Madura itu tidak kompak. Dalam pembagian parkir toko modern, saya kasih data dan kesempatan ke satu orang, bukan untuk diambil sendiri, tapi untuk dibagi kepada yang lain. Tapi kenyataannya tidak dilakukan,” tegas Fikser dengan nada kecewa.

Pernyataan itu menjadi sorotan tajam sekaligus tamparan keras bagi tokoh-tokoh Madura yang selama ini kerap mengklaim sebagai pemersatu dan pejuang kepentingan komunitas mereka di Surabaya. Namun, fakta di lapangan justru menunjukkan adanya praktik monopoli dan pembiaran oleh para tokoh yang semestinya menjadi panutan dalam menjaga keseimbangan dan keadilan sosial.

Menurut Fikser, sikap individualis dan kurangnya koordinasi antar tokoh Madura justru memperkeruh suasana dan merugikan komunitas itu sendiri. Ia menilai, ketika pemerintah memberi ruang dan peluang, sebagian tokoh malah menyalahgunakan amanah untuk kepentingan pribadi atau kelompok kecil tertentu.

Sorotan ini seolah membuka borok lama tentang minimnya rasa kebersamaan di internal masyarakat Madura, yang kerap kali terjebak dalam persaingan internal, saling sikut, dan saling sandera dalam perebutan akses ekonomi.

Pemerintah kota tampaknya mulai lelah dengan drama internal ini. Jika ketidakkompakan terus dipertontonkan, bukan tidak mungkin kepercayaan dan peluang yang selama ini diberikan perlahan akan dicabut.

“Kalau Seperti Ini Mending Permasalahan Parkir Di Toko Modern Saya Kasihkan RT RW Setempat Urusan Selesai,Ucapnya Fikser Dengan Nada Kecewa.”

Kini masyarakat Madura di Surabaya harus bercermin apakah mereka akan terus terpecah karena kepentingan segelintir orang, atau bangkit membangun kekompakan yang selama ini hanya jadi slogan tanpa makna. (Rofi’i)

Berita terkait

spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini