JAWA-TIMUR – Polemik antara Kapolres Sampang vs Jurnalis terus menjadi gejolak yang tak kunjung berakhir hingga demonstrasi besar besaran digelar di Mapolda Jawa Timur. Kamis, 23/06/2022.
Aksi demonstrasi kali ini adalah aksi yang kedua kalinya, setelah sebelumnya ratusan Jurnalis gabungan menggeruduk Mapolres Sampang dan Mapolda Jawa Timur pada hari Senin yang lalu.
Kegaduhan yang sudah menjadi perbincangan publik Nasional ini ditengarai pernyataan kontroversi Kapolres Sampang yang tidak akan melayani wartawan yang tidak ber UKW dan media yang tidak terverifikasi ke Dewan Pers saat menggelar audensi dengan para wartawan profesional di ruangan Polres setempat.
Saat itu, Kapolres AKBP Arman mengungkapkan secara lantang dan penuh luapan emosi yang tidak seharusnya diungkapkan.
“Dia ngambek ketika disoal terkait kasus kasus yang ada hingga UKW disebut sebut. Padahal selama ini yang mempublis kegiatan kegiatan positif Polres Sampang adalah kita kita semua. Bahkan Kapolres mengungkapkan bahwa di Pasuruan tidak pernah ada wartawan yang protes protes,” ujar Abdul Azis Priyanto SH kepada media.
Menurut Azis, Kapolres harusnya paham bahwa pernyataan tersebut tidak sesuai dengan UU yang ada, seperti UUD 1945 PASAL 28F dan UU No.14 tahun 2008 dan UU No.40 tahun 1999.
Buntut dari pernyataan itulah, kegaduhan terjadi dan memantik amarah Jurnalis Nasional.
Terbaru, Bung Azis sapaan karib Kabiro Lacak Pos ini secara lantang menyampaikan aspirasinya di Depan Mapolda Jawa Timur.
“Perusahaan Pers yang tidak terverifikasi oleh dewan Pers itu karyanya bukan karya Jurnalistik, itu yang paling menyakitkan. Tapi sudah saya buktikan pada tahun 2018 yang lalu, seorang Azis yang tidak pernah ikut UKW dalam rangkaian hari Bhayangkara yang diadakan Polres Sampang menjadi nominator terbaik,” ujar Abdul Azis.
Pihaknya juga menandaskan, bahwa langkahnya bersama rekan rekan Jurnalis seperjuangan ke Mapolda Jawa Timur untuk menuntut Kapolda Jawa Timur segera mencopot Kapolres Sampang, AKBP Arman.
“Bergetar kawan, sakit hati ini. Tiga hari, tiga malam saya tidak bisa tidur sebelum aksi jalan ini menuntaskan hanya satu kata. Copot,” tuturnya.
Dengan Jujur, ia bersuara, ada elemen yang ingin menjegal aksinya agar demonstrasi di Polda jatim digagalkan.
“Ada banyak elemen yang menginginkan aksi ini gagal. Tapi mohon maaf kalau saya menggagalkan gerakan aksi solidaritas ini mohon maaf. Sekarang kami AMPJ bukan milik Sampang tapi milik Nusantara Bersatu,” tandasnya.
Sementara, orator Aksi yang lain juga berteriak agar Kapolres Sampang segera dicopot.
“Copot Kapolres Sampang . Kami minta kepada rekan rekan mari kita kumpulkan persatuan kita. Kami minta kepastian, tolong Bapak Kapolda keluar. Copot Kapolres Sampang sekarang juga, Copot Kapolres Sampang sekarang juga,” tukas Korlap Aksi yang lain.
Tetap dengan tuntutan yang sama,, orator aksi selanjutnya, Muis juga meminta agar Kapolres Sampang dicopot dari jabatannya
“Kami meminta dengan sangat kepada Kapolda untuk mencopot Kapolres Sampang, yang mana statementnya menyatakan bahwa wartawan harus ber UKW. Padahal kita semua insyaAllah ketika memberitakan tidak membuat opini tapi sesuai fakta dan bisa dipertanggung jawabkan,” tutup Muis.
Usai menggelar aksi demo, pihak Polda Jatim menfasilitasi perwakilan rekan rekan Jurnalis bertemu dengan Kabid Humas Polda Jawa Timur yang diwakili AKBP Cecep.
Kabid Humas Polda Jawa Timur, melalui yang mewakili menerangkan bahwa sebetulnya Kapolda Jatim mempunya Program sinergitas antara Media dengan Polri.
Namun pernyataan Kabid Humas Polda Jatim yang diwakili Diwakiki AKBP Cecep seakan berbanding 180 derajat, pasalnya sejauh ini tidak Program tersebut di Polres Sampang.
“Program bapak Kapolda itu ada program Piramida. apakah sampai kesana? ,” tanya AKBP Cecep.
“Sampang tidak ada sama sekali. Baru kemarin mau akan dilaunching sama pak Kasatreskrim. Namun saya sampaikan program Piramida sudah ngasep pak,” jawab Azis.
Kemudian, AKBP Cecep melanjutkan penjelasannya.
” Program beliau pasti. Maksud beliau mengadakan program tersebut adalah ingin mendekatkan media dengan Polri. Siapapun yang masuk kepada media.
“Sehingga hubungan media dengan Polri tidak ada kegaduhan. Artinya mempererat hubungan dengan media sehingga Harapan bapak Kapolda melalui program tersebut agar permasalahan media dengan Polri bisa diselesaikan melalui Ngopi Bareng,” tandasnya.
Usai aksi demonstrasi, Aktivis Zainal Fattah kembali menjadi narasumber.
“Menarik kita liat, bagaimana nasib Kapolres Sampang AKBP Arman selanjutnya setelah didemo bertubi-tubi.
“Apakah berada diujung tanduk atau mungkin aman. Kita lihat saja ketegasan dari Kapolda Jawa Timur,” pungkasnya. (AR)