JAKARTA- Dengan sering terjadinya kasus kenakalan remaja seperti, penganiayaan, tawuran baik dari kelompok remaja maupun yang dilakukan perorangan membuat para orang tua merasa khawatir, prihatin dan bingung serta menimbulkan kegalauan.
Belum lama ini viral di layar kaca dan media sosial yang memberitakan anak seorang pejabat penting melakukan penganiayaan yang banyak menjadi bahan perbincangkan berbagai kalangan di masyarakat.
Dr. Rita Zahara SE,. MM selaku Akademisi dan Praktisi sekaligus menjadi orang tua menyayangkan terjadinya kekerasan tersebut dan memberikan beberapa komentar Rabu (08/03/2023).
Menurut Dr. Rita Zahara, SE., MM, penyebab utama terjadi kenakalan remaja itu adalah dimana merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke remaja dan selanjutnya akan menuju dewasa mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikologis. “Kenakalan remaja sebuah fenomena sosial seringkali ditemui pada kalangan pelajar.
Bentuk kenakalan remaja berkaitan dengan sikap yang menyimpang dilakukan baik disekolah, rumah atau dilingkungan masyarakat. Kenakalan remaja bukan hanya sekedar kejahilan semata, namun menjadi masalah serius yang dihadapi ditengah masyarakat dan kenakalan remaja ini bertentangan dengan hukum. Kenakalan remaja ini biasanya merupakan tanda dari remaja yang ingin diperhatikan.
Berbagai macam faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja seperti faktor internal dimulai dari terutama kondisi mental dan lingkungannya. Terkadang inilah sebagian yang menjadi pemicu terjadinya kekerasan pada anak dalam sebuah keluarga.
Faktor-faktor penyebab lainnya adanya faktor biologis dan kepribadian, pola asuh yang salah dan kurangnya kasih sayang, kurangnya pemahaman mengenai agama kondisi lingkungan sekitar serta pengaruh dari media massa. Sedangjan yang berhak memberhentikan kenakalan remaja adalah peran keluarga, masyarakat, sekolah dan pemerintah.” Ungkapnya.
“Peran pendidik terhadap kenakalan remaja sangat diharapkan untuk menjadi wadah dalam mengembangkan talenta dan waktu para remaja untuk melakukan kegiatan yang positif dan membuat mereka memiliki kompetensi yang baik dimasyarakat.
Kenakalan remaja menjadi suatu masalah sosial dilingkungan masyarakat, itu bagian dari patologi sosial (penyakit dalam masyarakat). Sebab kenakalan remaja dapat mengganggu kenyamanan masyarakat serta melibatkan banyak pihak dalam prosesnya.
Dampak postif dan negatif dari era globalisasi dan digitalisasi terhadap kenakalan remaja sangan tinggi, dari sisi positif dari globalisasi membuat generasi milenial atau remaja (masyarakat) pola berpikirnya lebih maju dalam penggunaan teknologi infornasi dan komunikasi dan lain-lain.
Sedangkan dampak negatif diantaranya kebudayaan instan, memudarkan dan bergesernya nilai-nilai budaya lokal yang menimbulkan anomi dan sangat mempengaruhi kehidupan remaja, baik dibidang ekonomi, sosial dan budaya.
Dalam era globalisasi saat khususnya bidang informasi dan teknologi sehingga para remaja memiliki prilaku yang mungkin bisa dikatakan menyimpang dari budaya dan norma yang berlaku di Indonesia. Sikap, mental dan prilaku remaja-ramaja ini sangat mudah terpengaruh dengan hal-hal baru.” Sambungnya.
Ditambahkan Dr. Rita Zahara, SE., MM yang akrab disapa Bunda Rita ini, ada berbagai macam cara mengatasi kenakalan remaja yang paling efektif untuk menciptakan lingkungan keluarga yang penuh kasih sayang dirumah.
Solusi dalam mengatasi kenakalan remaja antara lain memahami kenapa anak terlibat dalam kenakalan remaja, buatlah peraturan dan hukuman serta reward untuk dapat menjadi motivasi, saling keterbukaan dalam berkomunikasi tidak ada yang ditutupi, buat juga kesepakatan tertulis, tegas dan konsisten, jadilah panutan yang baik, ajarkan tanggung jawab, jangan pernah lepas tangan dalam segala hal yang telah disepakati dari awal, batasi penggunaan gadget, biarkan mereka menjadi konsekuensinya sendiri, ciptakan lingkungan keluarga yang penuh kasih sayang.” Papar Ketua salah satu Perguruan Tinggi di Jakarta ini.
Sebagai seorang Ibu Rumah Tangga juga, saya melihat dampak kenakalan remaja terjadi pada siswa akan dapat menyebabkan ketidak harmonisan dalam keluarga dan terputusnya komunikasi antara anak dan orang tua.
Pergaulan bebas sering dikaitkan dengan kenakalan remaja sering tidak terkontrol dan menjerumuskan ke hal negatif. Kenakalan remaja lebih identik dengan prilaku yang menyimpang, merusak dan susah mematuhi aturan.
Kenakalan remaja ini pula, tuntutan para remaja untuk melakukan pergaulan bebas terjadi secara fenomena sosial kerap ditemukan dikalangan pelajar, terutama pada usia 15-19 tahun dan terjadi di mana-mana karena ada gejolak dari dalam dirinya dan oleh lingkungan sekitar. Remaja lebih berpotensi membuat kenakalan dan meresahkan.
Secara faktor Internal yakni krisis identitas suatu perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan menjadi dua bentuk integrasi.
Pertama terbentuk perasaan akan konsisten dalam kehidupan. Kedua tercapai identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
Kontrol diri yang lemah, belum dapat mempelajari dan membedakan tingkah laku yang bisa diterima dengan yang tidak bisa diterima akan terseret dengan prilaku “NAKAL” Begitupun bagi remaja yang sudah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, tapi tidak dapat mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.
Faktor Eksternal seperti Keluarga dan perceraian orangtua, teman sebaya yang kurang baik, komunitas dan lingkungannyang kurang baik, pendidikan agama yang kurang memadai, Kemajuan teknologi diera globalisasi menunjukkan pengaruh yang dahsyat sebagai faktor penyebab kenakalan remaja.
Bentuk kenakalan remaja, kenakalan yang melanggar hukum, melanggar disiplin (meninggalkan sekolah tanpa sepengetahuan pihak sekolah), kabur atau pergi meninggalkan rumah, berpesta semalaman.
Kenakalan yang melawan hukum misalnya memakai dan mengedar obat terlarang, pelanggaran tata susila, menjual buku porno, tawuran, penganiayaan. Media juga bisa menjadi salah satu penyebab kenakalan remaja karena di media itu sumber penyampaian dan infomasi yang tergantung mindset remaja itu sendiri dalam menyikapinya.
Kenakalan remaja bisa timbul akibat dari keluarga tidak berfungsi lagi misalnya keluarga yang broken home atau rumah tangga yang berantakan atau disebabkan perceraian maupun oleh kematian ayah atau ibunya sehingga kurang mendapatkan perhatian penuh dari orang tuanya.
Bunda Rita mengharapkan kepada pemerintah dalam mengatasi kenakalan remaja ini kiranya dapat menyiapkan fasiltas sarana dan prasarana pengembangan diri remaja baik secara umum maupun secara khusus serta memberikan perlindungan hukum bagi anak-anak remaja dan pelatihan skill, ilmu dan moral yang baik dalam mejalankan proses kehidupan.” Pungkasnya (SBR)