Sumenep- Terkesan ingin jadi pahlawan kesiangan dan terindikasi berita pesanan atas kasus pencurian HP yang diduga kuat dilakukan oleh oknum anggota TNI, publik dikagetkan berita yang narasinya tidak tertata dan membingungkan bahkan layaknya dipaksakan untuk disajikan ke masyarakat yang ditulis oleh salah satu oknum wartawan dadakan atau Karbitan di Sumenep mendapat kritikan menohok dari rekan se- profesi. Rabu, 12/07/2023.
Kendati demikian, dengan bangganya, eks anggota LSM memposting berita tersebut hingga ke aplikasi Tiktok.
Bahkan tidak tanggung tanggung, eks anggota LSM ini berkomentar di akun BedheNapaNika bahwa kata dia video viral yang di posting adalah ‘Pencemaran nama baik institusinya bisa dituntut kalau tidak terbukti yang punya ragu soalnya.’
“Coba buka beritanya Independent lengkap dengan video wawancaranya,” tulisnya PeDe.
Bukan meraih simpati, upaya yang dilakukannya ihwal berita yang menurutnya Wow justru berbanding terbalik 180 derajat.
“Barangkali ente mengerti narasi berita ini. Kalau saya pribadi bingung. Apa maksudnya,” tulis pewarta DZ.
“Sengkok posang keya, (Saya bingung juga) ,” sebut Pemred Suaramadura.id, Faldy Aditya.
“Kemana arahnya (Berita,red) tidak jelas,” sambung ketua KWK, Syafiudin.
Sementara, di group Advokat, LSM dan wartawan, pembahasan mengenai produk Jurnalistik tidak kalah hangat menjadi perdebatan.
Perdebatan tersebut ditengarai adanya berita yang isi naskahnya terkesan asal tayang.
“Akulieh ka Laok songai, pamolena nyepper kon Kak Sulan. Pangakona penter ben lihai Sanyatana salbut asalsalan,” tulis Irul, waratawan alumnus Wiraraja Sumenep ini.
“Area ropotte tak etemmo sapa editor sapa… Lek ( Ini repotnya jika tidak ditemukan editornya siapa dik ) ,” tutur Zaini Amin, wartawan Senior ini.
“Iye harus lapang dada, saya memang suka bikin orang tersinggung dengan kesalahan dan kekurangannya, dengan harapan jika tersinggung akan sadar kekurangan dan bisa berbenah, serepot mon tak tersinggung, merasa benar dan alergi di kritik,” tegas Pemred Suaraindonesianews.
Mahrus Ali, wartawan muda yang rajin menyampaikan kritikan membangun ini juga turut memberi pesan edukatif di grup.
“Saya teringat waktu jadi wartawan pertama kali ketika tulisan dikritik habis habisan oleh Redaksi,” jelas Mahrus Ali.
“Menulis berita menurut saya butuh ketelitian. Makanya, saya berterima kasih kepada redaksi yang sangat perhatian jangan salah kalimat huruf pun dikritik habis habisan,” tambahnya.
Menurut Mahrus, Wartawan itu bukan bermodal hanya Id Card tetapi kualitas dan kapasitas itu penting.
“Kata penutup : Menulis berita bukan sesuka-sesuka hati tetapi perlu ada standar kepenulisan yang perlu diperhatikan. Hal kecil saja, gimana buat lead berita, judul, kapan huruf besar dan kecil,” pungkas Mahrus Ali.
Diwartawakan sebelumnya, Gonjang ganjing kasus pencurian HP di toko kelontong di Jl. Raung, Desa Pabian, Kecamatan Sumenep yang diduga dilakukan pria yang mengendarai motor Dinas TNI kini temui babak baru. Rabu, 12/07/2023.
Informasi yang dihimpun Detikzone.net, motor Dinas TNI yang dikendarai terduga pelaku pencurian adalah motor Dinas salah satu Koramil di Sumenep.
“Saya sangat yakin, motor Dinas tersebut milik salah satu Koramil,” ujar sumber informasi Detikzone.net yang identitasnya minta tidak ditulis.
Menurut Hemat sumber informasi, warga sipil tidak akan berani mengendarai motor Dinas TNI.
“Hemat saya, tidak akan mungkin warga sipil berani mengendarai Motor Dinas milik TNI,” tukasnya.
Sebelumnya, Komandan Kodim (Dandim) Sumenep Letkol Czi Donny Pramudya Mahardi, S.E terkesan mengintervensi wartawan hingga mengatakan berita tak bermutu saat dikonfirmasi mengenai adanya video viral seorang pria terekam CCTV mengendarai Motor Dinas TNI yang diduga mencuri HP di Toko Kelontong.
Berkaitan dengan itu, kuasa Hukum korban pencurian Ach. Supyadi, S.H., M.H mengatakan bahwa kasus tersebut sudah dilaporkan ke PM setempat namun hingga kini belum ada titik terang.
“Saya bersama korban pada hari itu juga, yaitu tanggal 2 Juli 2023 langsung buat laporan di PM, tapi sampai sekarang masih belum ada perkembangan,” ujar Ach. Supyadi, S.H., M.H
Padahal, lanjut Supyadi, kliennya itu membutuhkan data data penting yang ada di HP yang diduga dicuri oknum yang tidak bertanggung jawab.
“Data data penting klien kami ada di hp tersebut. Saya berharap kepada yang mengambil supaya HP klien kami itu cepat dikembalikan,” harapnya.
Diwartakan sebelumnya, Komandan Kodim (Kodim) Sumenep, Madura Jawa Timur Letkol Czi Donny Pramudya Mahardi, S.E mendapat sorotan keras dari praktisi hukum, A.Effendi S.H yang disebut Baper.
Tidak hanya itu, Praktisi Hukum, A. Effendi S.H bahkan menyebut sikap yang ditunjukkan orang nomor satu Makodim Sumenep tersebut juga terkesan congkak dan Baper.
“Jika hanya karena dikonfimasi kemudian menyatakan berita tak bermutu, saya rasa Dandim Sumenep ini terlalu Baper dan menunjukkan sikap congkak,” sebut A. Effendi, S.H.
“Mengenai percakapan Dandim dengan salah satu wartawan yang menyebut pemberitaan tak bermutu, saya rasa tidak sepatutnya menghina seperti itu. Jika memang terduga pelaku bukan anggotanya, ya sudah biarkan penyidik yang bekerja. Pewarta ini kan tugasnya menyampaikan informasi,” tambah praktisi Hukum, A. Effendi, S.H.
Justru, ujar dia, dengan sikap Dandim Sumenep yang tidak mengedepankan sisi humanisme, masyarakat akan bertanya tanya, kenapa harus nge-Gas sedemikian.
“Sayapun juga mendengar info bahwa teman wartawan juga sempat mendapat ancaman jika terpaksa diberitakan. Disini ingin saya sampaikan, selagi apa yang dilakukan itu benar, maka jangan pernah takut, kalau perlu laporkan pengancaman itu biar tidak sok jagoan karena negara kita ini adalah negara hukum bukan sistem Premanisme,” geramnya.
Ia pun mengungkapkan, Dandim Sumenep seyogyanya menunjukkan integritas kepemimpinannya, bukan justru bersikap sebaliknya.
“Apakah takut terbongkar pelakunya atau takut malu instansinya?. Sangat disayangkan sikap yang seperti itu, semacam tidak berpendidikan saja,” ungkap Effendi S.H.
Sebab, menurut A. Effendi, keberadaan wartawan adalah penunjang kinerja sekaligus mitra strategis TNI-Polri.
“Memangnya selama ini siapa yang memberitakan kegiatan kegiatan Dandim Sumenep, kalau bukan wartawan,” tuturnya.
Seharusnya, terang pendiri Lidik Hukum dan HAM ini, tidak selayaknya Dandim bersikap seperti itu terhadap Mitra kerjanya.
“Sekelas Dandim tidak seharusnya memberikan pernyataan menusuk yang menyinggung perasaan wartawan. Apalagi menyebut berita tak bermutu saat dikonfirmasi,” terangnya.
Disisi lain, A. Effendi, S.H ikut prihatin atas viralnya video seorang pria yang mengendari motor Dinas TNI yang diduga mencuri HP di toko Kelontong.
“Saya sangat prihatin jika yang diduga mencuri HP itu benar benar salah satu oknum Anggota TNI. Ya syukur- syukur bukan,” ucapnya.
“Tapi, jika melihat kendaraan yang dinaiki pelaku ini adalah kendaraan Dinas TNI, maka saya rasa ini perlu dilakukan tindakan tegas untuk mengetahui siapa pelaku melalui cek post dll. Pastinya Polisi paham akan hal itu,” tandasnya.
Sementara itu, Amin, pewarta Detikzone.net sangat menyayangkan sikap Dandim Sumenep yang mengatakan berita tidak bermutu saat dirinya melakukan upaya konfirmasi.
“Kaget saja, saat bahasanya Dandim seperti itu. Padahal saya hanya melakukan konfirmasi,” ungkap Amin.
Sebelumnya juga diberitakan, Beraksi seorang diri, seorang pria berhelm hitam menggunakan sepeda motor dinas TNI terekam Closed Circuit Television (CCTV) diduga mencuri handphone (HP) pemilik toko kelontong di Sumenep. Ahad, 09/07/2023.
Peristiwa itu terjadi di Jl. Raung, Desa Pabian, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, sekira pukul 04:11 wib, ( subuh).
Dalam rekaman CCTV, terlihat pria mengendarai sepeda motor Dinas TNI tanpa melepas helm untuk menutup wajahnya masuk ke dalam toko dan diduga mengambil handphone pemilik toko yang sedang tertidur.
Saat melakukan aksinya, terlihat pelaku menoleh ke kanan dan ke kiri seakan membaca situasi.
Sementara, pemilik toko kelontong saat dikonfirmasi melalui pesan Whatsappnya mengatakan, terkait adanya video yang sudah beredar membenarkan adanya.
“Iya mas, tapi masih belum tahu pasti apakah pelakunya anggota TNI atau bukan, tapi yang pasti pelakunya mengendarai motor dinas TNI jenis Vixion,” ujarnya melalui pesan WA.
Lebih lanjut, pemilik toko ini menegaskan bahwa kejadian ini sudah terjadi pada tanggal 02 Juli 2023.
Kejadian ini memang sengaja tidak dibuat ramai dikarenakan pemilik toko khawatir akan ada yang mengintervensi dirinya.
Hal itu juga dijelaskan oleh pemilik toko, bahwa pernah dilarang oleh institusi terkait untuk diviralkan.
“So anggota dari Koramil, Kodim dan PM kemarin melarang memviralkan mas,” tutupnya melalui pesan WhatsApp.
Sementara itu, mengenai video yang sudah beredar luas dan viral tersebut, Komandan Kodim (Dandim) 0827/Sumenep Letkol Czi Donny Pramudya Mahardi, S.E saat dikonfirmasi mengungkapkan bahwa belum ada info kepada dirinya.
“Gak ada info saya,” balasnya.
Dandim Sumenep ini juga menyebut bahwa masuk Tiktok bukan berarti viral.
“Masuk Tiktok bukan berarti viral,” sebutnya.
“Berita gak mutu,” tandas Dandim dikirim dari Detikzone.net. (Hosnews)