SURABAYA – Moh Hosen KAKI Jatim mengatakan pasalnya Pak Armuji Wakil Walikota selalu tampil untuk kesejahteraan masyarakat kecil yang berada di wilayah Surabaya, terutama warga yang merasa tertindas dalam menuntut mata pencaharian untuk bertahan hidup yang sekarang harus menjerit dan menderita di daerah dekat perairan jembatan Suramadu.
Namun paska ada pembongkaran warung Pedagang Kaki Lima (PKL) Kamis (24/04/2025) di area Suramadu sisi Surabaya tambak Wedi, Wakil Walikota Surabaya tidak kelihatan hidungnya entah kemana, apa mungkin lagi ngurusin Penahan ijazah yang disita Perusahaan CV Sentosa Seal yang sudah dilaporkan ke Polres Pelabuhan Tanjung Perak.
Kini para pedagang Kaki lima Suramadu tambak Wedi hanya bisa merenungi nasibnya dan tidak menutup kemungkinan berdampak pengangguran selama mereka tidak bekerja sebagaimana mestinya, lebih lebih para pekerja yang upahnya 50 ribu satu malam itupun belum buat makan dan bayar kosan rumah,” kata Hosen KAKI,” Jumat (15/04/2025).
Diantara dampak pengangguran pekerja di PKL Suramadu mereka lebih memilih bekerja didunia malam Alias diskotik yang tidak lepas dari minuman keras, akibatnya merusak masa depan bangsa dan Indonesia Maju menuju Indonesia Emas 2045 tidak akan sempurna sesuai dengan harapan presiden Prabowo,” papar Hosen KAKI.
Kami berharap Pemerintah Kota Surabaya dapat memberikan solusi terbaik kepada para pedagang Kaki lima (PKL) di wilayah Suramadu sisi Surabaya karena bagaimanapun para pekerjanya berdatangan dari plosok desa untuk mencari Rizki membantu orang tuanya maupun untuk menghidupi kebutuhan keluarganya,” pintanya.
Surabaya dikatakan Kota pahlawan karena mampu mengusir penjajah kolonial Belanda bukan mengusir warga Surabaya yang mengais Rizki dan disitu konun katanya tidak gratis, dalam artian membayar uang keamanan sewa lahan kebersihan yang tidak lepas dari kas untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Surabaya,” tegas Hosen KAKI.
Diyakini bapak Eri Cahyadi Walikota Surabaya sebenarnya menangis melihat warganya di usir Satpol-PP bak teroris digrebek Aparat Penegak Hukum karena dirasa membahayakan masyarakat yang berada di seketarnya, dengan maksud, peraturan ya peraturan tapi disitu masih ada aturan dan kebijakan yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dan budaya,” terang Pegiat Antikorupsi KAKI Jatim.
Selama ini Eri Cahyadi merupakan pemimpin berjiwa patriot yang selalu terdepan membela warga Surabaya karena Dalam dirinya hanya mengabdi dan berbakti untuk masyarakat. Oleh karenanya warga Surabaya cinta Walikota sehingga dipilih kembali di periode ke-2 masa jabatan 2025-2030, ini semua tidak lepas dari keberhasilan di periode pertama dalam mengayomi dan melindungi masyarakat Surabaya,” dalihnya.
Kami sarankan kepada penegak Perda atau yang dikenal dengan Satpol PP jangan asal melakukan eksekusi pembongkaran tempat usaha para pedagang kaki lima (PKL) meskipun ada aduan warga terkait gangguan ketentraman dan ketertiban umum (Trantibum).
Kendati demikian, sebelum membongkar alangkah baiknya memikirkan dampak positif dan negatifnya karena bagaimanapun mereka juga ingin hidup layak seperti para pejabat pemerintah meskipun tidak dapat gajih dari pemerintah namun sejatinya penyelenggara negara adalah pelayan rakyat,” tandas Hosen KAKI.
Diharap bagi yang merasa organisasi pergerakan (Ormas) Swadaya masyarakat untuk menyatukan suara dalam hal ini, jika memang mengaku berdiri untuk rakyat, dalam artian bukan hanya teriak di lahan basah meskipun tempat kering harus juga diperjuangkan, karena sejatinya besar ormas bukan kerena besar namanya melainkan manfaatnya,” Pungkas Hosen KAKI.
Diketahui sebelumnya Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Surabaya membongkar 129 tempat Pedagang Kaki Lima (PKL) di bawah kaki Jembatan Suramadu pada Kamis, 24 April 2025. Pembongkaran tersebut melibatkan 80 personel Satpol PP Surabaya dengan tujuan untuk menciptakan ketentraman dan ketertiban umum di wilayah Kecamatan Kenjeran. (Kusnadi)