KAKI Jatim Tolak Pembentukan Provinsi Madura, Ini Alasannya

MADURA- Hosnews.id – Masih banyak hal yang perlu dibenahi bersama oleh masyarakat Madura sebelum bertekad menjadi provinsi mandiri berpisah dari Jawa Timur.

Saat ini infrastruktur pertanian, perkebunan, perikanan, maupun pelabuhan di Madura masih sangat minim. Begitu pun dengan kualitas sumber daya manusianya, sehingga mereka lebih suka hijrah atau merantau ke daerah lain untuk mencari nafkah.

“Dalam pergerakan roda ekonomi saja kan sekarang masih tergantung pada Surabaya, karena di Madura tidak ada pusat perkulakan untuk mendistribusikan barang-barang dagangannya,” kata Moh Hosen, Ketua Komite Anti Korupsi Indonesia (KAKI) Jawa Timur, Jumat (18/4/2025).

Alasan geografis dan budaya, bahwa Madura merupakan pulau tersendiri dan secara budaya beda dengan Jawa, ia berpendapat, tak sepenuhnya benar.

Dari pada menggulirkan wacana pembentukan provinsi, ia melanjutkan, lebih baik semua elemen masyarakat Madura secara kreatif memikirkan bagaimana membangun dan memperbaiki kondisi saat ini.

Begitu pun dengan alokasi anggaran pembangunan dari pemerintah pusat yang disalurkan untuk Madura, perlu dikaji secara mendalam apakah sudah tepat sasaran.

“Cobalah kita jujur dan objektif, bagaimana Madura akan menghidupi dirinya jika menjadi provinsi sendiri jika kondisinya masih seperti sekarang ini,” ujar Moh Hosen yang akrab disapa Panglima.

Memaksakan diri mendirikan provinsi, Moh Hosen menilai akan sangat memberatkan. Sebab sumber-sumber dana pembangunan yang masih amat terbatas dikhawatirkan akan habis untuk belanja dan operasional pemerintahan. Sementara pembangunan untuk mensejahterakan masyarakat tetap akan terabaikan.

“Jadi provinsi itu artinya harus bikin infrastruktur gubernur, kepolisian, tentara, jaksa, hakim, dan lain-lain. Itu semua dananya darimana?” kata Hosen.

Kalau pun saat ini diketahui ada sumber minyak di bumi Madura yang sudah dieksplorasi, ia melanjutkan, sebetulnya jumlah tak sebanyak seperti di daerah lain.

Menurut Hosen, pemerintah pusat maupun Jawa Timur perlu memprioritaskan pembangunan pertanian dan perkebunan di Madura.

Mengingat kondisi alamnya yang khas, kata dia, tentu saja perlu dipilihkan benih tanaman yang cocok dan punya daya hidup tinggi di tanah Madura yang kering.

Begitu pun dengan saluran irigasi, dan para penyuluh pertanian agar masyarakat yang sudah lama berpaling dari pertanian mau kembali.

“Kebanyakan masyarakat sekarang ini seperti mati suri, tak punya kreativitas dan kehilangan semangat kerja keras untuk bisa survive. Kebanyakan sudah merasa nyaman dengan uang kiriman dari anak-cucu yang bertebaran bekerja di luar Madura,” katanya.

Khusus kepada orang-orang Madura yang tergolong sukses di Jakarta maupun kota-kota lainnya, sarjana dan lulusan Universitas lainnya itu berharap agar bersatu-padu mencarikan solusi terbaik untuk membangun tanah kelahirannya.

“Selama ini sudah ada yang membangun kampung halamannya tapi masih individual dan belum terkonsep dengan baik. Maka dari itu demi bumi pertiwi dan Indonesia yang berkemajuan.

Kami harap pembentukan Provinsi Madura tidak usah terlalu digaungkan karena hal itu jauh dari kata layak. Lebih baik memperbaiki infrastruktur dan pembangunan yang merata demi kemajuan dan kemandirian ekonomi Madura,” ungkap Hosen KAKI Jatim. (MS)

Presiden Prabowo Subianto

Mendagri Tito Karnavian

Ketua DPR RI Puan Maharani

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa

Berita terkait

spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini