BANGKALAN- Semangat untuk terus berbagi ditunjukkan oleh jajaran Kepolisian Resor Bangkalan. Sabtu akhir pekan lalu (10/09/2022) AKBP Wiwit Ari Wibisono, S.H., S.I.K., M.H. dan sejumlah pejabat utamanya menggelar aksi sosial di Kecamatan Geger. Tak main-main, lokasi yang disasar pun di pelosok desa hingga butuh ekstra keras untuk menjangkaunya.
Demi membantu sesama yang membutuhkan, Kapolres Bangkalan AKBP Wiwit bahkan harus rela menaiki kuda beberapa kilometer karena kondisi jalan yang tak bisa ditempuh dengan kendaraan, rupanya tak menjadi halangan.
Lokasi yang dituju pun yakni di Dusun Gunung, Dusun Gujugan Desa Geger, Kecamatan Geger, Kabupaten Bangkalan, Madura. Bagi jajaran Polres Bangkalan, membantu sesama yang membutuhkan ini dilakukan untuk meringankan beban masyarakat yang saat ini terdampak kenaikan BBM.
Apalagi, yang dijangkau merupakan benar benar masyarakat yang tidak mampu dan serba kekurangan. Hal inilah yang membuat miris AKBP Wiwit. Orang nomor satu di Mapolres Bangkalan tersebut bahkan mengaku tidak tega melihat kondisi masyarakat di pedesaan yang belum terjamah bantuan dari pemerintah. Berangkat dari kondisi inilah, AKBP Wiwit rela untuk berjibaku dengan jalanan terjal mulai dari jalan yang berbatu hingga menerobos hutan dan mendaki bukit demi memberikan senyuman indah di hati masyarakat Bangkalan.
“Saya tidak tega melihat kondisi mereka. Sangat sangat mengenaskan. Di tengah kondisi BBM yang naik, mereka mau makan saja susah. Bertahan hidup di tengah kondisi ekonomi yang masih beranjak pulih saat ini, bukan hal yang mudah. Ditambah mereka mau makan saja harus meminta belas kasihan tetangga. Hal inilah yang menggerakkan hati saya untuk meringankan beban mereka. Adem rasanya hati saya ketika melihat mereka bahagia karena beberapa hari kedepan tidak perlu pusing mau makan apa,” ucap AKBP Wiwit menahan rasa sedihnya.
AKBP Wiwit juga menjelaskan jika jarak yang ditempuh dari Mako Polres menuju lokasi sangat jauh. “Dari pusat kota, perjalanan kesini membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Terus disitu berhenti naik kuda karena jalan terjal dan bebatuan. Perjalanan sekitar 5 kilometer menaiki kuda untuk sampai ke lokasi. Bentuk sembako yang kami berikan kepada warga berupa beras, minyak goreng, gula, mie instan dan uang tunai. Bantuan ini kami khususkan kepada warga yang kurang mampu, sebagai upaya guna meringankan beban mereka akibat dampak naiknya harga BBM dan kondisi ekonomi yang sedang menuju pemulihan pasca covid-19,”lanjut AKBP Wiwit.
Dirinya berharap bantuan ini bisa menjadi oase di tengah kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. AKBP Wiwit juga berharap selepas bantuan ini, pemerintah daerah juga akan semakin memperhatikan masyarakat masyarakat yang tidak mampu dan hidup di pelosok pedesaaan dengan kurangnya fasilitas seperti listrik. (Red/Dw)