THAILAND – Lea Elfara dikenal sebagai seorang Artis penyanyi religi, model, dan Pengusaha. Awalnya sebagai seorang model majalah dan model iklan, juga presenter di beberapa stasiun Televisi.
Setelah memutuskan berhijab pada tahun 2008, Lea coba bersyiar lewat syair lagu-lagu religi dan sudah menelurkan 3 album. Bahkan ia juga sudah sempat featuring (duet) dengan Mustafa Al – Daood dari Group Band DEBU yang berasal dari Amerika Serikat namun sudah berhijrah ke Indonesia.
Dan featuring juga dengan Opick Tomboati di acara Damai Indonesiaku TV ONE dan di beberapa acara lainnya. Juga dengan Maher Zain di acara konser Maher Zain pada tahun 2012 di Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta. Dan featuring dengan beberapa artis lainnya.
Ia sudah coba masuk dunia model dan rekaman nyanyi dari mulai kelas 2 Sekolah Dasar untuk menyalurkan hobby dan melatih mentalnya karena waktu kecil ia seorang yang pemalu dan kurang percaya diri.
Lalu Lea juga coba merambah ke dunia bisnis dengan menjual dan menyewakan buku-buku ceritanya yang segudang di garasi rumah orangtuanya karena Lea memang hobby baca buku dibanding nonton TV. Dan Lea kecil juga pandai menggambar, dia menjual hasil karya gambarnya yang dibingkai pigura ke teman-teman sekitanya dan ternyata laris manis terjual.
Lea juga seorang yang sangat cerdas dan kreatif, saat SMP ia juga membuat kartu lebaran dari kertas karton dan kertas daur ulang, dan ternyata sangat laku di kalangan teman-temannya. Jadi memang sudah terlihat bakat seni dan bisnisnya dari sejak kecil hanya sekedar menyalurkan hobby itu, ternyata sukses dan berkembang maju bisnis-bisnisnya.
Akhirnya saat usia 18 tahun (setelah lulus SMA), sambil kuliah Lea mulai serius menekuni dunia bisnis dan keartisannya Dari mulai membangun usaha fashion, salon kecantikan & beauty clinic, juga resto & coffee shop, lalu berekspansi ke dunia property, perbankan dan pertambangan.
Karena ketekunan dan kegigihannya itulah di usia 25 tahun ia sudah jadi seorang miliarder muda, hingga dapat penghargaan dari sebuah instansi nasional sebagai “The Best Young Multitalented Entrepreneur”.
Saat itu belum banyak para pengusaha di bawah usia 30 yang sudah jadi miliarder, tidak seperti zaman now yang sudah banyak miliarder muda karena dunia sudah berubah ke era digital, dimana dikuasai oleh anak-anak muda milenial dan genZ.
Selama perjalanan hidupnya, Lea sudah banyak meraih penghargaan dari berbagai event, instansi dan organisasi nasional. Dan pada tanggal 8 Mei 2024 kemarin Lea baru saja meraih penghargaan internasional (International Award 2024) dari World Meet Council Organization yang berpusat di Amerika Serikat (USA). Tetapi tahun 2024 ini acaranya diadakan di Bangkok, Thailand.
Penghargaan ini diberikan oleh World Meet Council Organization atas dedikasinya sampai ke tingkat global (internasional) dalam bidang Perdamaian (Peace), Kemanusiaan Humanity, Seni (Art), Budaya (Culture) dan Pengembangan Ekonomi (Economic Development).
Dan Lea masih terus menjalankan itu semua hingga saat ini. Selain berbisnis, Lea juga aktif sbg Humanitarian Activist (aktifis kemanusiaan) di tingkat global, seperti kegiatan kemanusiaan (charity) peduli Palestina.
Dan ia tidak menyangka sama sekali kalau kegiatan sosial untuk Palestina yang ia lakukan dari beberapa tahun lalu akan membawanya sampai meraih penghargaan internasional. Karena ia menjalankan kegiatan charity tersebut ikhlas lillahita’ala (karena Allah SWT) semata.
“Ternyata benar seperti yang diajarkan di buku Quantum Ikhlas bahwa IKHLAS akan menghasilkan KEAJAIBAN (Ikhlas = Miracle). Dan inilah yang terjadi pada saya sekarang.
Alhamdulillah. Karena itu saya anjurkan kepada semua teman-teman untuk melakukan segala sesuatu dengan niat baik karena Allah, maka insyaAllah hasil akhirnya pun akan baik”, paparnya.
Lea seorang yang senang belajar sehingga punya skill (kemampuan) banyak dalam berbagai bidang (multitalented) dan senang juga berorganisasi sehingga memiliki networking yang luas baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Sehingga menjadikannya ia selalu diangkat sebagai sekretaris umum (sekretaris jenderal) atau ketua bidang Hubungan Internasional di beberapa organisasi yang diikutinya.
Sejarah World Meet (Pertemuan Dunia) awalnya adalah untuk memupuk persatuan internasional. Diciptakan sebagai ide visioner oleh Direktur M.A Ali dari India dan Tony Taylor dari Amerika Serikat. Perjalanan luar biasa ini telah terungkap dalam berbagai edisi, masing-masing ditandai dengan meningkatnya gaung global.
Pertemuan Dunia perdana, yang diadakan pada tahun 2019, merupakan pertemuan sederhana dengan hanya sedikit negara yang hadir untuk mendapat penghargaan (awardee). Namun pada tahap awal, acara ini menunjukkan potensi ntuk menjadi saluran pertukaran seni budaya dan saling pengertian. Gagasan sutradara M.A Ali mulai berakar, menabur benih perjalanan transformatif.
Pertemuan Dunia ke-2 pada tahun 2022 menandai momen penting dalam sejarah acara tersebut. Seiring tersebarnya kabar tentang perpaduan unik antara keunggulan seni budaya dan keharmonisan diplomatik, semakin banyak negara peserta yang mendapat penghargaan.
Visi sutradara MA Ali mendapatkan perhatian, dan acara tersebut menjadi jembatan simbolis, menghubungkan beragam seni budaya.
Pertemuan Dunia ke-3 pada tahun 2023 merupakan sebuah tonggak sejarah yang menarik dengan memberi penghargaan kepada nominator dari 32 negara.
Royal Rattnakoshin Hotel di Bangkok menjadi tempat berkumpulnya persahabatan internasional, dengan pejabat seperti Yang Mulia Drs. Rd. H Sany Wijaya Natakusuma, S.H (Raja Pajajaran Siliwangi Jawa Barat) ikut memeriahkan acara tersebut sebagai penerima penghargaan (Awardee).
Tokoh-tokoh terkemuka, termasuk Ayesha Noor, diberi penghargaan atas dedikasinya dalam bidang kemanusiaan, seni dan budaya, sehingga menjadikan acara tersebut menjadi tontonan besar.
Sekarang saatnya World Meet edisi ke-empatnya di tahun 2024, antisipasinya semakin tinggi dari sebelumnya. Acara tahun ini menjadi puncak dari dedikasi dan pengakuan global selama bertahun-tahun. Dengan lebih dari 50 negara yang hadir, acara ini menggarisbawahi daya tarik universal dan dampaknya dalam skala global.
Pengakuan Lea Elfara, dengan penghargaan internasional ini menambah makna penting bagi World Meet sebagai sebuah platform yang menghormati individu yang sudah berdedikasi atau berkontribusi positif kepada masyarakat di tingkat global.
“Dan dengan saya mendapat penghargaan internasional ini, semoga bisa mengisnpirasi banyak orang dan menjadi trigger (pemacu) bagi diri saya dan orang lain untuk terus berkarya hingga di tingkat global,” paparnya.
Digelar di Royal Rattnakoshin Hotel yang ikonik pada tanggal 8 Mei, World Meet 2024 menjadi tonggak sejarah. Warisan World Meet tidak hanya mencerminkan perayaan keunggulan bela diri tetapi juga promosi keharmonisan global dan pemahaman budaya.
Melihat ke depan, kisah World Meet mengundang individu dari berbagai latar belakang untuk bersatu dalam semangat persatuan, menjadikan perayaan internasional ini sebagai bukti nyata kekuatan seni bela diri dalam menciptakan dunia yang harmonis.
Lea Elfara dikenal sebagai pebisnis yang cantik, cerdas, aktif, kreatif, produktif, handal, tangguh dan humble (rendah hati) dengan menduduki beberapa jabatan strategis di berbagai perusahaannya.
Berdasarkan dari pengalaman karier bisnisnya yang sudah sukses di usia muda itu, Lea belum lama ini membangun organisasi IPMI bersama beberapa teman-temannya.
Yaitu Ikatan Pengusaha Milenial Indonesia, sebuah organisasi bagi para pengusaha muda milenial (usia 20 hingga 40 tahun) sebagai wadah berkumpulnya para pengusaha milenial untuk menjadi generasi hebat dalam membantu program pemerintah untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 yang adil, makmur dan sejahtera.
Lea Elfara memandang kesuksesan itu adalah bagaimana kita bisa bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
Lea kecil di usia genZ memang sudah menjadi miliarder muda, namun dalam perjalanan bisnisnya itu tentu Lea juga pernah mengalami jatuh bangun dan pasang surut, tetapi saat jatuh ia berusaha bangkit lagi dan lagi. Karena saya pernah ingat pesan dari seorang pengusaha besar yang pernah berkata :
“Jadi seorang pebisnis itu jangan cengeng dan pantang menyerah kalau mau benar-benar sukses. Kalau mau jadi pengusaha besar atau orang besar, pasti ujiannya pun besar.
Maka dari itu seorang pengusaha harus sabar, tangguh dan bermental baja”, unggahnya di akhir wawancara.
Penulis: Hosnews