LAMONGAN, hosnews.id — Suhu politik di Kabupaten Lamongan menjelang Pilkada 2024 semakin memanas, setelah muncul indikasi penyalahgunaan wewenang oleh Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Lamongan, Muhammad Muhlisin. Sejumlah Pengurus Anak Cabang (PAC) GP Ansor se-Kabupaten Lamongan angkat bicara dan mengekspresikan mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan Muhlisin.
Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Maduran, Fatra Alex, menyoroti ajakan dari Ketua PC GP Ansor untuk mendukung pasangan calon (paslon) nomor urut 2, Yuhronur Efendi dan Dirham Akbar Aksara (Yes-Dirham). Menurut Alex, langkah ini melibatkan rapat konsolidasi yang diklaim dilakukan atas nama pengurus pusat dan wilayah GP Ansor, yang berlangsung pada 4 Oktober 2024 di Gedung PC GP Ansor Lamongan. “Indikasi penyalahgunaan ini sangat mencoreng semangat organisasi,” ungkapnya.
Alex juga menyatakan bahwa terdapat bukti kuat berupa dokumen anggaran sebesar Rp 6,7 miliar yang diduga digunakan untuk mendukung paslon tersebut, dengan mencatut nama-nama pengurus dari tingkat pusat hingga ranting melalui bendera Laskar Hijau Yes-Dirham.
Lebih lanjut, Alex mengungkapkan bahwa Ketua PC GP Ansor Lamongan terlihat mendampingi calon bupati dalam pertemuan dengan KH Ahmad Muwafiq di Yogyakarta pada 9 Oktober 2024. “Ada juga pertemuan yang terpantau pada 13 November 2024 di Rumah Makan Aqilah, di mana Ketua MDS Rijalul Ansor, Sahabat Idhom, terlibat dalam konsolidasi untuk memenangkan paslon Yes-Dirham.”
Tindakan ini, menurut PAC GP Ansor se-Lamongan, dinilai bertentangan dengan arahan kyai, ulama, dan Nahdlatul Ulama (NU) di Kabupaten Lamongan. “Kami mengecam keras tindakan Muhammad Muhlisin yang sewenang-wenang dan mengancam integritas GP Ansor di Lamongan,” tegasnya.
PAC GP Ansor se-Lamongan secara resmi menyatakan tidak percaya atas kepemimpinan Ketua PC GP Ansor Lamongan dan berencana melaporkan permasalahan ini kepada pengurus wilayah dan pusat GP Ansor. “Segala tindakan yang kami lakukan tanpa tekanan dari pihak manapun, dan kami tetap berkomitmen untuk menjaga khidmah terhadap Nahdlatul Ulama sebagai wadah perjuangan,” tutup Alex.
Pewarta: [Kus]
Editor: [red]