BANGKALAN, Hosnews.id – Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (KOPRI) merupakan Badan Semi Otonom (BSO) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Kopri PMII ada untuk meningkatkan kesadaran dan peran perempuan dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, sosial, dan politik.
Organisasi ini juga bertujuan untuk memberdayakan perempuan dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Dengan demikian, Kopri PMII berperan penting dalam meningkatkan kesadaran dan peran perempuan dalam masyarakat.
Namun, akhir-akhir ini maraknya kasus yang menimpa perempuan khususnya berhasil menoreh sorotan penting. Di satu sisi, perempuan menjadi korban yang menuai empati publik. Sementara di sisi lain, perempuan juga dianggap sebagai pemicu pelecehan itu sendiri karena kodratnya yang senang akan pujian.
Bahkan tak heran, fenomena “caper sejak dini” dengan rasa ingin dipuji dan memperoleh validasi menjadi hal yang tidak bisa dipisahkan, disamping hal tersebut adalah sifat yang memang dimiliki oleh perempuan sebagai makhluk yg kompleks. Keadaan tersebut juga menjadi pendorong adanya kasus seksual pada perempuan itu sendiri, selain memang banyak sekali faktor-faktor lainnya.
Selain pertahanan diri dengan berbagai tips ataupun metode ilmiah yang ada, tokoh-tokoh perempuan hebat yang menginspirasi juga dapat dijadikan contoh motivasi diri bahkan pembenahan diri bagi perempuan-perempuan yang sedang mencari jati dirinya.
Salah satunya adalah ibu Dr. Fera Andriani Djakfar, Lc,. M.Pd yang cukup memberikan banyak inspirasi sebagai perempuan yang inspiratif di Bangkalan. Selain satu-satunya rektor perempuan yang ada di Kabupaten Bangkalan, beliau juga seorang penulis dengan banyak buku yang sudah diterbitkan.
Pesan beliau untuk mencegah ataupun meminimalisir adanya kasus seksual di golongan mahasiswa khususnya dalam kunjungan silaturahim KOPRI PC PMII Bangkalan (Jumat,25/04/25) di kampus Intitut Syaichona (INSYA) beliau memberikan beberapa formulasi tips yang top:
- Menanamkan nilai-nilai pesantren untuk memfilter pra-kasus seksual, dan segala kemungkinan negatif lainnya.
- Hendaknya para lelaki memperlakukan perempuan sebagaimana adik atau saudara perempuan, guna tetap menjaga insight dan pola fikir yang baik.
- Pra-Satgas rahasia sebagai salah satu metode pencegahan yang bisa digunakan oleh setiap kampus.
- Jika perempuan ingin berperan di ranah publik, dia harus selesai dulu dengan dirinya sehingga “sholihah linafsiha” . Hal itu akan menjadi tameng bagi dirinya sendiri, minimal dalam skala kecil. Sehingga dalam berbagai skala dapat terakomodir dengan baik.
Dr. Fera juga mengatakan : “Perempuan itu berharga dalam semua lini, baik itu fisik, potensi, kecerdasan, bakat, peran, dsb. Namun terkadang perempuan tidak menyadari bahkan tidak mengetahui potensi yg dimiliki, sehingga merasa hanya tubuhnya yang bisa digunakan untuk menarik perhatian publik dan memperoleh validasi. Padahal, itulah yang bisa mendatangkan hal negatif, terutama dari lawan jenis.
Selanjutnya, Dr. Fera berpesan agar para perempuan memperkuat pertemanan sesama perempuan, sehingga bisa saling menguatkan dalam girl power. Perlu kita sadari bersama, diakui atau tidak perempuan jugalah yang dapat mengetahui bahasa cinta perempuan lainnya, sehingga tidak mudah jatuh pada pelukan laki-laki yang tidak bertanggung jawab.”
Pertemuan dengan Dr. Fera diakhiri dengan doa dari beliau kepada para tamu KOPRI PC PMII Bangkalan, agar menjadi perempuan-perempuan yang dikuatkan Allah, selamat dunia akhirat, dan mendapatkan jodoh yang se-visi misi supaya dapat terus melanjutkan peran di ranah publik.
Penulis:
Veni Ayunita (Sekretaris KOPRI PC Bangkalan)