Banyuwangi- Selamet Solichin biasa akrab disapa Mbah Semar Pimpinan Umum Media Online Jejakindonesia.id, akan menggelar Rapat pembahasan dan persiapan launching kantor cabang media online Jejakindonesia.id di Desa Rejosari, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi.
” Kita dalam waktu dekat akan mengadakan rapat untuk membicarakan rencana persiapan launching kantor cabang media jejakindonesia.id, “ucap Mbah Semar. Kamis (28/09)
Menurut Mbah Semar diproyeksikan akan menjadi media yang bisa tampil objektif dan profesional, “ungkapnya.
“Andai kita harus mengkritik sifatnya tetap mengutamakan perimbangan. Harus tunduk pada Kode Etik Jurnalistik Indonesia,” terang Mbah Semar
Di lain sisi, Kokok Edy Santoso yang bertindak sebagai Kepala Perwakilan Wilayah (Kaperwil) Jawa timur, berharap media ini bisa tampil profesional dan mengutamakan hati nurani.
“Bagi kami di Jejakindonesia.id kejujuran adalah harga mati. Jika ingin macam-macam tempatnya tidak di sini,” ujar Kokok
“Untuk itu kita merekrut wartawan yang mengutamakan kejujuran, kekeluargaan, kekompakan, solid dan royal kepada perusahaan,” tambah Kokok
Media Online Jejakindonesia.id akan selektif dalam merekrut wartawan, dan harus memiliki standar profesi wartawan.
” Menjadi wartawan, bukan sekedar bisa menulis berita “asal jadi” atau “asal terbit”.
Seorang wartawan andal dan profesional mesti memiliki tiga kriteria. Dan memiliki kualifikasi diantaranya ;
- Menguasai keterampilan jurnalistik
Seorang wartawan mesti memiliki keahlian (expertise) menulis berita sesuai dengan kaidah jurnalistik.
Ia harus menguasai teknik menulis berita, juga feature dan artikel. Untuk itu, seorang wartawan mestilah orang yang setidaknya pernah mengikuti pelatihan dasar jurnalistik. Ia harus well trained, terlatih dengan baik.
Keterampilan jurnalistik meliputi antara lain teknik pencarian berita dan penulisannya, di samping pemahaman yang baik tentang makna sebuah berita.
Ia harus memahami apa itu berita, nilai berita, macam-macam berita, bagaimana mencarinya, dan kaidah umum penulisan berita.
- Menguasai bidang liputan
Idealnya, wartawan menjadi seorang “generalis”, memahami dan menguasai segala hal, sehingga mampu menulis dengan baik dan cermat apa saja.
Namun, yang terpenting ia harus menguasai bidang liputan dengan baik.
Wartawan olahraga harus menguasai istilah-istilah atau bahasa dunia olahraga. Wartawan ekonomi harus memahami teori-teori dan istilah ekonomi. Demikian seterusnya.
Jika Anda seorang lulusan jurusan ekonomi, lalu ditugaskan meliput peristiwa olahraga, maka langkah pertama adalah mengenali dan mempelajari dunia olahraga, juga istilah-istilah yang berlaku di dunia itu.
Jika Anda tidak menguasai masalah hukum, jangan dulu maju meliput kegiatan di pengadilan sebelum Anda memahami –paling tidak– istilah-istilah hukum. Jika memaksakan diri, kemungkinan Anda akan salah tulis, salah tangkap, alias tidak cermat dalam menulis berita.
Jika Anda akan menulis berita keagamaan (Islam), kuasai dulu istilah-istilah Islam. Jangan sampai Anda –sekadar contoh– menulis “Saw” di belakang “Allah” dan “SWT” di belakang “Nabi Muhammad”.
- Menaati kode etika jurnalistik
Wartawan yang baik (baca: profesional) memegang teguh etika jurnalistik. Istilah Islamnya, harus seorang yang berakhlaqul karimah sesuai nilai-nilai Islam.
Kepatuhan pada kode etik merupakan salah satu ciri profesionalisme, di samping keahlian, keterikatan, dan kebebasan.
Dengan pedoman kode etik itu, seorang wartawan tidak akan mencampuradukkan antara fakta dan opini dalam menulis berita; tidak akan menulis berita fitnah, sadis, dan cabul; tidak akan “menggadaikan kebebasannya” dengan menerima amplop; hanya menginformasikan yang benar atau faktual; dan sebagainya, “pungkas Kokok
(Y D /S Y D ,N)