Proses Pelipatan Suara di Lamongan Diduga Terpengaruh Praktik Curang

LAMONGAN, hosnews.id – Dalam langkah menuju pemilihan bupati dan wakil bupati, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten (KPUK) Lamongan memulai proses pelipatan suara di Gudang Bulog, Jalan Jaksa Agung Suprapto Sarirejo, pada Selasa (29/10/2024). Namun, pelaksanaan yang seharusnya berlangsung transparan ini justru diliputi oleh kontroversi.

Dalam sebuah video yang menunjukkan mobil branding pasangan calon bupati dan wakil bupati, Yes-Dirham, berada di lokasi pelipatan yang seharusnya steril. Mobil berjenis Grand Max tersebut terlihat terparkir di depan gudang pelipatan sekitar pukul 12.25 WIB, dengan seseorang yang mengangkut barang ke dalam mobil.

Kehadiran mobil tersebut menimbulkan pertanyaan besar: apakah proses demokrasi ini mulai dicederai oleh praktik-praktik yang tidak etis? “Jangan-jangan proses demokrasi ini sudah mulai diciderai dengan hal-hal yang tidak sepatutnya dilakukan siapapun,” ujar seorang yang tidak mau disebut namanya, mengungkapkan kekecewaannya.

Suhartono, perwakilan KPUK yang berada di lokasi, membenarkan bahwa mobil branding tersebut ada di area Bulog. “Iya, tadi ada di sini, teman-teman yang di sini sempat kaget,” ungkapnya. Saat ditanya mengenai barang yang dimasukkan ke dalam mobil, Suhartono menjelaskan bahwa utusan Paslon Yes-Dirham sedang mengambil pamflet dan brosur visi misi yang disimpan di gudang tersebut.

Namun, pernyataan ini tidak meredakan kekhawatiran publik. Banyak yang mempertanyakan etika di balik tindakan ini, terutama mengingat pentingnya menjaga integritas proses pemilihan. “Keberadaan mobil ini menimbulkan keraguan, apakah semua berjalan sesuai prinsip keadilan,” tambah seorang pengamat politik.

Dwi, salah satu petugas dari Kantor POS Lamongan, mengonfirmasi bahwa 201 petugas dilibatkan dalam proses pelipatan kertas suara yang berlangsung selama tiga hari. Namun, dengan adanya insiden ini, banyak yang berharap agar KPUK lebih ketat dalam menjaga keamanan dan integritas proses pemilihan.

Kondisi ini jelas menunjukkan bahwa tantangan dalam menjaga kepercayaan publik terhadap proses demokrasi masih sangat besar. Masyarakat pun berharap agar pihak berwenang segera mengambil langkah tegas untuk memastikan tidak ada praktik curang yang merusak proses pemilihan yang seharusnya bebas dan adil.

Pewarta: Kus
Editor: Red

Berita terkait

spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini