JAKARTA – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut rekrutmen anggota polisi melalui jalur santri jadi salah satu program prioritas Polri. Sebab, dia yakin punya pemikiran dan karakter yang matang.
“Tentunya rekrutmen jalur santri ini menjadi salah satu program prioritas di kepolisian, karena kita ingin punya polisi polisi yang tidak hanya paham tentang ilmu kepolisian, namun juga memiliki kematangan di dalam karakter kesehariannya,” ujar Sigit di Munas dan Konferensi Besar (Konbes) NU di Hotel Sultan, Rabu (05/02/2025).
“Tak hanya itu, Sigit juga mengatakan santri yang menjadi polisi dianggap lebih kuat menghadapi godaan saat bekerja karena memiliki iman yang kuat.
Dia pun mengucapkan terima kasih kepada NU karena telah membantu Polri memberikan kader untuk menjadi polisi. Ia mengklaim keberadaan santri di kepolisin telah memperbaiki citra Polri di mata masyarakat.
“Karena dibekali dengan iman yang kuat, sehingga pada saat menghadapi tantangan, godaan, semuanya bisa bertahan, Oleh karena itu rekrutmen jalur santri tentunya mejadi hal yang harus kita lanjutkan,” ujar Sigit.
“Terima kasih, kami mendapatkan rekrutmen-rekrutmen baru, anggota-anggota Polri baru yang bisa kita tampilkan di masyarakat menjadi polisi polisi baik,” tutupnya.
Menanggapi hal ini, Moh Hosen Aktivis Komite Anti Korupsi Indonesia (KAKI) menilai bahwa Prioritas Rekrutmen Santri jadi polisi akan lumpuhkan jumlah Kiai karena Santri merupakan penerus ulama yang harus didukung oleh segenap elemen masyarakat demi tentramnya kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Hosen KAKI,” Senin (10/02/2025).
Kata “santri” memiliki beberapa pengertian, di antaranya: Orang yang mendalami agama Islam, Orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh, Orang yang saleh, Orang yang menerima ajaran-ajaran Islam dari para kiai, Orang yang menjadi penerus para ulama.
Para kiai harus sadar diri jangan arahkan santrinya jadi polisi karena itu hak mereka setelah lulus pesantren mau jadi anggota Kepolisian tentara Negara Indonesia maupun yang lainnya, dalam artian tugas kiai melestarikan ilmu agama bukan militer supaya ada perbedaan antara ulama dengan umara,” papar Hosen KAKI.
Coba bayangkan kalau seluruh santri di Indonesia diarahkan jadi polisi mau jadi apa negeri Indonesia tercinta ini, perlu kita disadari bahwa kemerdekaan Negara Republik Indonesia 17 Agustus 1945 bukan peran serta polisi melainkan seluruh rakyat Indonesia Para Pemuda Kiai, Santri, TNI dan para Pahlawan Kemerdekaan,” tegas Hosen KAKI.
Kami menduga langkah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjadi santri sebagai rekrutmen Program prioritas jalur jadi Polisi itu kurang benar dan terkesan berlindung kepada para kiai dimasa jabatan yang diambang ambing dengan pelengseran atau pergantian kepala Kepolisian Republik Indonesia sebagai bentuk penyegaran di institusi Polri,” ungkap Hosen KAKI.
Mari kita lihat profil Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo (lahir 5 Mei 1969 adalah seorang perwira tinggi Polri yang menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) sejak tanggal 27 Januari 2021, menggantikan Jenderal Idham Azis.
Ia adalah Kapolri beragama Kristen Protestan kedua dalam sejarah setelah Widodo Budidarmo (1974–1978), dan Kapolri termuda kedua dalam sejarah saat dilantik (51 tahun, 267 hari), hanya kalah dari Tito Karnavian, yang berusia 51 tahun, 261 hari saat dilantik pada 2016. Sigit juga merupakan Alumni SMA Negeri 8 Yogyakarta (1988),” pungkas Hosen KAKI. (Kusnadi)