TANTANGAN PELAJAR DALAM DUNIA DIGITAL, SILVI TITA SARI: IPPNU HARUS SIAPKAN POLA KADERISASI YANG ASIK

Perkembangan zaman sekarang kian lama kian pesat, terutama pada kecanggian teknologi dan informasi yang sekarang sudah merajalela di berbagai kehidupan manusia. Tak bisa disangkal bahwa bumi telah menjadi kampung global (global village). Dimana manusia bisa saling bersua, berbagi pesan tampa membutuhkan tenaga dan waktu yang berlebihan.

Sekarang ini kita telah memasuki dunia digital, dimana kita dituntut untuk cerdas dalam berpikir, literasi, berani, disiplin, peka terhadap perubahan, mampu mengikuti perubahan tersebut, bisa menjawab tantangan, bersikap cepat tanggap tanpa harus merasa kesal dan mengeluh, serta mampu mencarikan solusinya.

Era digital adalah istilah yang digunakan dalam kemunculan digital, jaringan internet khususnya teknologi informasi komputer. Media baru Era Digital sering digunakan untuk menggambarkan teknologi digital.

Baca juga : 4+ Cara Menghapus Halaman Kosong di Word Yang Susah Dihapus

Media ini memiliki karakteristik dapat dimanipulasi, bersifat jaringan atau internet, selain internet seperti media cetak, telivisi, Semakin canggihnya teknologi digital masa kini membuat perubahan besar terhadap dunia, lahirnya berbagai macam teknologi digital yang semakin maju telah banyak bermunculan.

Berbagai kalangan telah dimudahkan dalam mengakses suatu informasi melalui banyak cara, serta dapat menikmati fasilitas dari teknologi digital dengan bebas dan terkendali. Sangat disayangkan bahwa dengan semakin berkembangnya teknologi justru semakin banyaknya kejahatan yang terdeteksi.

Maka dari itu segala sesuatunya harus memiliki perlindungan dan mengontrol anak-anak khususnya pada remaja hari ini yang disebut dengan Era Milenal. Dalam dunia organisasi khususnya IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama) juga kurang merespon ini.

Baca Juga : 400+Bio Tiktok Aesthetic Bahasa Inggris Keren dan Artinya

Anggota dan kader IPPNU lebih senang rapat atau musyawarah via online, bisa lewat grup WA atau facebook. Lebih senang ketawa-ketiwi di medsos hingga HP penuh dengan kata “wkwkwk, halo gais, gak bahaya ta?”.

Tantangan di Era Digital Saat ini menjadi tantangan pelajar yang usia mereka merupakan usia kader IPPNU, berarti juga tantangan bagi IPPNU dalam mengembangkan organisasi, adalah mereka yang hidup pada saat banyaknya orang awam belajar agama lewat medsos lalu salah memilih situs dakwah; pelajar awam masalah agama.

Semua fenomena di atas sangat berpengaruh pada generasi milenial. Karena mereka sudah mengenal teknologi dan akrab dengan gadget canggih sehingga arus informasi begitu cepat. Hal ini secara tidak langsung tentu akan berpengaruh pada pola pikir, kepribadian, dan gaya hidup mereka.

Era digital di mana kemajuan teknologi yang demikian pesat akan berdampak juga pada proses pencarian jatidiri dan pilihan mengikuti organisasi. Mereka akan mencari organisasi yang dapat menuntun dan menemukan jatidirinya; organisasi yang menarik minat dan bakatnya; dan organisasi yang melek teknologi. Kalaupun mereka memilih dan masuk IPPNU, dalam mengikuti kaderisasi formal MAKESTA dan LAKMUD, mereka cenderung kurang memperhatikan. Metode ceramah sudah terlalu membosankan.

Baca Juga : 2022+ Bio RP Aesthetic Inggris, Ideas, Dark, copy paste

Menjawab pertanyaan-pertanyaan pun banyak yang tidak bisa. Jangankan menjawab pertanyaan? Mengajukan pertanyaan saja sulit–karena mereka lebih sibuk dengan materi-materi dari Mbah “Google” ketimbang dari Mbah Yai. Dalam diskusi, mereka juga cenderung pasif, lebih memilih diam, padahal banyak bahan yang mereka bisa peroleh dari internet.

Hal yang bertolak belakang saat mereka chatting lewat whatsapp, Instagram atau facebook, semua yang kesehariannya pendiam pun, bisa menjadi berani saat chatting. Anehnya, saat diajak rapat atau kegiatan pun agak sulit, alasannya sedang sibuk-tidak ada waktu. Padahal sedang sibuk online di FB dan posting foto selfie di Instagram.

Inilah tantangan yang harus dijawab IPPNU khususnya pengurus dan kader IPPNU. Bagaimana pola kaderisasi dan kegiatan-kegiatan IPPNU lebih kreatif, menarik, dan asyik bagi mereka yang cenderung gandrung akan teknologi serba instan, bagaimana mengarahkan mereka ke arah positif dengan memanfaatkan teknologi internet melalui FB, Twitter, Instagram, Website, Youtube, dan lain-lain.

Yang lebih penting, bagaimana mengkader Generasi milenial tanpa harus kehilangan nilai-nilai Aswaja, ke-Indonesiaan, ke-NUan, dan ke-IPPNUan di tengah zaman yang serba digital.

Berita terkait

spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini