JAKARTA, HN – Aksi unjukrasa kembali di gelar oleh masyarakat Desa Bangun Rejo – Kec.STM Hilir Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara di Depan Kantor Gubernur Sumatera Utara, pada Kamis, (22/06/2023). Terkait okupasi lahan yang dilakukan pihak PTPN 2. Aksi tersebut berlangsung bersamaan dengan demo Partai Buruh yang juga dihadiri oleh Presiden Partai Buruh Ir.Said Iqbal, Ketua DPW Sumut Willy Agus Utomo, serta dihadiri beberapa elemen seperti :
FKI-1 (Front Komunitas Indonesia Satu), FSPMI (Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia), SPSI AGN (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Andi Gani Nuwawea), SPI (Serikat Petani Indonesia), KSBSI (Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia) Darta Pakpahan, KPBI (Konfederasi Pekerja Buruh Indonesia, dan masyarakat petani Desa Dagang Kerawan dan masyarakat petani dari Desa Batang Serangan Langkat, menuntut untuk membatalkan UU Omnibuslow.
Dalam orasinya, seorang ibu yang mewakili masyarakat bernama Nur Samsa Manullang yang juga seorang penggiat sosial dari ormas FKI-1 mengatakan : Kita sebagai masyarakat petani sangat geram melihat Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, yang pada saat sebelum menjadi gubernur minta tolong supaya memilihnya, dan berjanji akan membantu para petani terkait konflik lahan dengan PTPN2. Tetapi setelah duduk lupa sama janjinya.” ucap Nur dengan lantang dihadapan ratusan massa aksi.
Selanjutnya awak media melalui telpon selular menghubungi ibu Nur Manullang (Sabtu,24 Juni 2023) terkait pelaksanaan okupasi lahan para petani tersebut, Nur mengatakan : Sangat menyedihkan pak, melihat kebiadaban yang dilakukan PTPN 2 terhadap masyarakat petani yang kakek neneknya telah memiliki tanah tersebut sejak tahun 60 an.
Dengan ganasnya bulldozer milik PTPN2 meluluh lantakkan semua tanaman milik petani rata dengan tanah dengan dikawal oleh puluhan bahkan ratusan personil polisi, tentara, satpol pp,dan satpam PTPN 2.” ucap Nur.
“ Bahkan seorang ibu yang berusaha mempertahankan tanah dan tanamannya terguling-guling didorong dan dicampakkan oleh petugas dari satpol pp layaknya seperti binatang, polisi dan tentara hanya menonton seperti tidak punya nurani,” ujar Nur geram. Dimana sumpah mereka untuk melindungi segenap rakyat Indonesia? sambung Nur.
“ Apakah dengan dirampas dan diratakannya tanah masyarakat petani Bangun Rejo seluas lebih kurang 56 hektar maka PTPN2 akan beruntung besar? Bapak pasti tau dan baca, kalau PTPN2 adalah salahsatu BUMN yang selalu merugi dan banyak terjadi konflik dengan masyarakat” ucap Nur lagi.
Ketika ditanya apa harapan masyarakat dengan kejadian ini, Nur menjawab : Hanya kepada Allah kami bermohon agar penindasan terhadap masyarakat petani kecil ini segera berakhir dan sebagai anak bangsa melalui media ini kami minta kepada Bapak Presiden RI Ir.Joko Widodo untuk segera turun tangan menyelesaikan konflik ini, kalau yang lain kami sudah tidak percaya lagi “ , ucap Nur mengakhiri.
(Nurmala Tambunan)