SAMPANG,-Ketegasan dan kehebatan Kapolri sedang diuji dengan adnya sebuah pernyataan menggeparkan dari Kapolres Sampang, AKBP Arman yang meminta para peserta audiensi yakni para Jurnalis agar menyalahkan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan kalimat, ‘SALAHKAN NEGARAMU, SISTEMNYA SUDAH BAGUS BELUM ITU’. (Selasa,12/07/2022).
Pernyataan tersebut baru baru ini muncul pasca viralnya pernyataan kontroversi Kapolres Sampang yang secara lantang menegaskan tidak akan melayani wartawan yang tidak ber UKW dan terdaftar di Dewan Pers.
Padahal saat itu, Jurnalis yang ikut audiensi adalah orang orang yang sebelumnya secara militan mempublikaskkan kegiatan Polres dengan medianya masing masing.
Namun layaknya pepatah, air susu dibalas air tuba. Kebaikan tak selamanya dibalas dengan kebaikan.
Dalam audiensi itu, Kapolres memberikan pernyataan pedas hingga melukai para jurnalis. Padahal kedatangan para kuli tinta pada audensi tersebut hanya ingin menggali informasi aktual ihwal kasus yang ditangani, bahkan terkait skema pendistribusian Bantuan Langsung Tunai Pedagang Kaki Lima, Warung dan Nelayan (BLT-PKL-WN), kalimat UKW dan Dewan Pers muncul hingga terjadi cekcok dan audiensi pun berhenti kendati belum saatnya terhenti.
Berikut pernyataan Kapolres Sampang terbaru dilansir dari Detikzone.net.
Di Polres-Polres, di Kodim-Kodim gak ada, gak ada kabupaten lain itu, apalagi di daerah Matraman (Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Bondowoso sampai Banyuwangi maksudnya Matraman versi Jurnalis), tidak ada yang protes-protes begitu, malah semuanya mendukung, heran saya di Sampang ini. Gak tau, kok kayak begini di Sampang ini,” kata Arman dalam video visual yang diterima redaksi.
“Bagaimana saya harus mengajak kepala desanya, dalam waktu 5 hari bossss, suruh nyarik orang, pengalamannya belum pernah ada, punya hati sedikit lah kepada anggota-anggota gimana nyarinya kepada anggota itu, akhirnya apa, Kasat Binmasnya nyuruh Bhabinkamtibmasnya karena dia punya kaki di masyarakat, Paham ? gak mudah bosssss,” demikian Arman menanggapi beberapa konfirmasi kalangan jurnalis.
“Puluhan ribu dalam beberapa hari kirim data, kemudian sistemlah yang mengolah, diverifikasi atau ditolak, itu sampeyan punya data, itu orang kaya, ini punya ini, SALAHKAN NEGARAMU, SISTEMNYA SUDAH BAGUS BELUM ITU? POLRES GAK NGERTI OPO-OPO SURUH BAGI KAYAK BEGINI, DIPIKIR LANGSUNG NGERTI, GAK NGERTI JUGA, karena beban tanggung jawab moral aja, mereka bekerja,” sebut Arman dengan pongahnya.
“Dan tidak mungkin lima hari bisa disosialisasikan ke seluruh masyarakat yang ada di Sampang ini. Kalau sampean bisa, sampean aja yang kerja, ndak mungkin bisa,” tutur Arman kepada kepada wartawan,” katanya menambahkan.
Pernyataan Kapolres Sampang inipun berbanding terbalik dengan ungkapan bijak Jenderal Polisi, Listyo Sigit Prabowo yang mempersilakan masyarakat menyampaikan pendapat atau kritiknya kepada Institusi Polri.
“Tentunya menjadi energi, kritik kadangkala memang dirasakan pahit. Ibarat obat, pil itu pahit tapi harus dimakan, sehingga bisa menjadi sehat untuk organisasi atau institusi ini menjadi baik” kata Jenderal Listyo Sigit usai acara Hoegeng Award di Gedung Tribrata, Jakarta Selatan, Jum’at, (1/7/2022).
Pernyataan Kapolres Sampang inipun mendapat respon dari aktivis kritis, Zainal Fattah.
“Sistem apa yang dimaksud Kapolres Sampang ini, apakah Undang Undang nya, apa PP -nya, Perpresnya, atau Peraturan Kapolrinya? harus jelas,” tegasnya.
Masih dilansir dari Detikzone.net, Menurut Aktivis Komnas PKPU ini, Kapolres Sampang seharusnya jangan memberikan pernyataan blunder dan terkesan tak berwawasan.
“Kapolres ini pemimpin di Polres dan panutan masyarakat, bukan malah gampang memberikan pernyataan pernyataan ngawur hanya karena sebuah pembelaan,” tegasnya, Senin, 11/07, malam.
Kata Zainal, ketika Kapolres Sampang sudah menyinggung sistem Negara, Kapolri sudah patut mencopot jabatannya.
“Apakah tidak malu seorang Kapolri memiliki bawahan seperti itu?. Berani menyinggung sistem Negara Indonesia, dan ini sudah kelewat batas,” tukas, H. Zainal .
“Kalau saya cermati isi videonya, Kapolres Sampang ini menggerutu tidak jelas. Mungkin dia lelah,” imbuh H. Zainal. (Abi-Red)