MADURA JAWA TIMUR – Polemik kurang baik dipulau Madura Jawa Timur adalah CAROK, istilah bahasa lain orang Madura yang lagi berkelahi menggunakan senjata tajam baik clurit, Keris, Tombak dan sejenisnya sebagai senjata pegangan ala Madura.
Menjaga kehormatan marwah dan martabat tidak harus melakukan perselisihan yang pada akhirnya terjadilah pertumpahan darah antar saudara. Mengapa ada istilah Madura Setthong Dhere kalau tradisi CAROK tetap ada? Secara tidak langsung ini dua hal yang berbalik arah, di satu sisi ingin menyatukan Madura, sedangkan disisi lain masih menciptakan perpecahan dengan Carok yang sudah merusak Marwah pulau Madura.
Carok atau perselisihan tidak ada gunanya dilakukan oleh segenap kalangan apalagi mengatakan orang Madura yang terkenal sebagai Madunya Negara (Madura). Kita kedepankan adat ketimuran dengan saling menghormati dan menghargai antar sesama agar orang Jawa menilai bahwa Madura Kaya akan beradaban.

Moh Hosen Aktivis Komite Anti Korupsi Indonesia (KAK) selaku orang Bangkalan Madura Jawa Timur mengatakan: Budaya Kurang Baik Alangkah Eloknya Ditinggalkan Seperti CAROK istilah Madura. Mari kita kembali ke Fitroh dengan berpegang teguh kepada tali agama Allah dengan mengamalkan sunnatullah dan Sunnah Rasulullah jangan terpengaruh dengan bisikan syaitan yang tidak bertanggung jawab dengan sebuah kejadian yang akhirnya terdapat penyesalan," Senin (12/06/2023).
Tidak ada untungnya perselisihan kalau hanya mempertahankan jabatan politik yang tidak selamanya dimiliki seorang pemimpin. Jangan sampai kisah Saling bunuh Habil dan Qobil putra Nabiyullah Adam Alaihissalam terjadi di generasi selanjutnya. Ironis apabila generasi muda selanjutnya di Warisi hal yang kurang manfaat dan tidak disukai Allah SWT dan Rasul-nya.
Kita warisi pemuda generasi selanjutnya dengan ilmu dan peradaban yang baik bermanfaat bagi segenap umat. Buang rasa gensi dan semaunya sendiri dengan istilah Madura “Ethembeng Pote Matah Angu’an Pote Tolang” Istilah ini tidak baik untuk dikembangkan jika hanya untuk semaunya sendiri karena hanya berujung malapetaka dalam kehidupan.
Merugilah orang orang yang dalam hidupnya hanya menebar malapetaka kepada Antar sesama. Perlu diketahui bahwa masih ada alam kehidupan selanjutnya dan penentuannya tergantung amal perbuatannya ketika di dunia. Sebagai makhluk sosial kita harus perkokoh jalin silaturahmi dengan tetap mengacu pada hukum Agama, hukum Negara dan Hukum adat istiadat agar hidup menjadi berkah dan barakah.
Tiap persoalan pasti ada solusi asal mau diskusi dengan baik kepada orang yang bersangkutan apapun itu jenis perkaranya. Karena musuh kita sebenarnya bukan sesama manusia melainkan syetan yang dikutuk oleh Allah SWT karena tidak mau saling menghormati dan menghargai.
Hidup Madura Cinta Damai, Bukan Ramai!
Penulis: Hosnews