MOJOKERTO – dokter Ikfina Fahmawati MSi dan Sa’dulloh Syarofi SE MM, diduga datang tak tepat waktu ketika hadir mendeklarasikan diri sebagai pasangan calon Bupati dan wakil Bupati Mojokerto untuk maju di Pilkada 2024 mendatang.
Betapa tidak, bagian yang disebut-sebut sebagai pasangan berjuluk ‘Idola Rakyat’ ini, ditengarai mulai muncul di lokasi satu jam lebih lama dari jadwal waktu yang sudah ditentukan pada pukul 14.00 WIB. Rabu, (05/06/2024) kemarin sore di warung Selo Aji, dusun Jati Sumber, desa Wates Umpak, kecamatan Trowulan, kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Diperoleh informasi, dalam kesempatan itu Cawabup Sa’dulloh Syarofi telah tiba terlebih dahulu sekira pukul 15.08 WIB, dibanding Cabup Ikfina Fahmawati yang hadir sekitar pukul 15.16 WIB. Sehingga, lebih kurang pada pukul 16.30 WIB, perhelatan deklarasi jam karet untuk ke-dua pasangan itu baru diselenggarakan.
Hal ini membuat tokoh masyarakat yang tidak ingin dipublikasikan namanya, kembali menyorot dan menyentil perilaku ke-dua pasangan calon Bupati dan wakil Bupati Mojokerto yang diduga terlambat datang dalam acara deklarasinya tersebut.
“Hal mendasar yang harus dimiliki seorang pemimpin, ialah mempunyai sifat disiplin waktu. Pemimpin yang disiplin waktu, akan menjadi teladan bagi orang yang dipimpinnya,” ungkap tokoh masyarakat yang sekaligus menjadi narasumber media ini. Kamis, (06/06/2024).
Untuk itu, lanjutnya, jika pemimpin bisa memberi contoh yang baik, bisa menghargai waktu, maka orang yang dipimpinnya akan merasa hormat dan menghargai pemimpin tersebut. Jika seorang pemimpin tidak disiplin, dia akan kekurangan wibawa di mata orang yang dipimpinnya.
Disinggung terkait kemungkinan adanya faktor karakteristik individual dalam penerapan kedisiplinan, ia kembali menyampaikan bahwa hal mendasar yang harus dimiliki seorang pemimpin dalam setiap pribadinya ialah dengan cara menghargai waktu dan kedisiplinan.
“Dia harus selesai dengan dirinya, termasuk disiplin menghargai waktu,” jelas narsum.
Menurutnya, Ikfina Fahmawati dan Sa’dulloh Syarofi yang akan mencalonkan diri sebagai Bupati dan wakil Bupati Mojokerto harusnya bisa belajar pentingnya disiplin untuk menghargai waktu. Itu dilakukan, lantaran ke-dua calon pemimpin tersebut akan menjadi contoh tauladan.
“Iya mas, karena itu hal sangat mendasar sekali, dan seorang pemimpin itu tauladan. Kalau gak disiplin, gimana mau memimpin anggotanya,” tegas narsum tergelitik, sembari tertawa lucu.
Ilmu disiplin itu, imbuhnya, sudah diajarkan sejak usia dini. Dan ketika dewasa, kedisiplinan itu diterapkan dalam ruang lingkup masyarakat di kehidupan sehari-hari.
Peran serta tokoh masyarakat dalam mengamati hal sekecil apapun, mutlak diperlukan untuk menyampaikan aspirasi dalam berdemokrasi, serta, memberikan partisipasinya agar langkah pasangan yang telah mendaftarkan diri sebagai calon pemimpin di Bumi Wilwatikta ini dapat segera memperbaiki diri.
“Profesional atau tidak, itu bukan saya yang menilai mas. Yang jelas, jika ada pemimpin yang tidak menghargai waktu, maka dia belum selesai dengan dirinya sendiri,” pungkasnya.
Sampai berita ini diterbitkan, dokter Ikfina Fahmawati MSi selaku petahana yang saat ini masih menjabat sebagai Bupati Mojokerto belum dapat memberikan tanggapan, meski awak media ini telah mencoba mengkonfirmasi via WhatsApp sebelum nya.
Pewarta : Agung Ch