BENGKULU – Gubernur Bengkulu, melalui Sekda Provinsi, Hamka Sabri lepas ritual ambik tanah (ambil tanah) syarat Kerukunan Keluarga Tabut (KKT) Bencoolen (Bengkulu) untuk melakukan pada Prosesi Pamit Rajo Agung (Berpamitan dengan Raja) pada denin (01/08) malam.
Ritual Tabut ambik tanagh KKT Bencoolen, ini kata Sekda Hamka Sabri merupakan Pamit Rajo Agung, ritual ini rangkaian dalam Festival Tabut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu menyampaikan apsresiasi setinggi-tingginya.
Kita memberikan apresiasi karena secara hirarkinya sebelum melakukan rangkaian ritual Tabut, mereka pamit dengan Rajo Agung (Gubernur Bengkulu red.)
Kami menerima dengan baik kemudian memberikan izin memulai rangkaian dengan mengambil tanah” ungkap Hamka Sabri usai makan bersama dengan KKT Bencoolen di Rumah Rajo Agung.
Ketua KKT Bencoolen Syafril menjelaskan, memeriahkan Festival Tabut Bengkulu Tahun 2022, selaku pelaksana inti sambut Tahun Baru Islam/bulan Muharram, pihaknya menyampaikan permintaan maaf jika banyak kekurangan dalam pelaksanaan, mengingat sudah 2 tahun tidak melaksanakan kegiatan Festival Tabut secara terbuka akibat pandemi COVID-19, sehingga persiapan yang ada terbilang belum maksimal.
“Kami dari KKT Bencoolen minta maaf jika banyak kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan selama 10 hari ke depan di bulan Muharram ini,” jelas Syafril.
Syafril juga kegiatan selama 10 hari ke depan di bulan Muharram ini,” jelas Syafril. Syafril juga menegaskan bahwa tidak ada unsur syirik atau keramat dalam rangkaian prosesi ritual Tabut Bengkulu. “jadi tidak ada mantra di prosesi ini, yang ada salam satu sholawat kepada Rasulullah SAW dan memanjatkan doa kepada Allah SWT” terangnya.
Lebih lanjut Syafril menjelaskan, seperti halnya prosesi mengambil tanah, yang merupakan simbolisasi bahwa manusia berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah.
“Hal ini mengingatkan semua orang akan mengalami kematian, tidak ada yang abadi. Dan kaitannta dengan Tabut, pada waktu Husein masih kanak-kanak, dipangku oleh Rasulullah lalu kemudian datanglah Malaikat Jibril membawa berita dari Allah SWT bahwa Husein ini nanti akan wafat di suatu tempat bernama Padang Karbala” demikian kisah Syafril.(wis.389 her)