BALI INDONESIA – CNBC Indonesia – PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut) bersiap menggelar aksi korporasi berupa Penawaran Umum Perdana Saham (IPO). Setelah resmi listing, bank daerah dengan kode BSMT ini akan menjadi BPD ke-4 dengan status publik.
Saat ini poses IPO sedang berada di tahap book building dengan harga yang ditawarkan sebesar Rp 350 – 510 per unit. BSMT akan melepas sebanyak-banyaknya 2.934.798.300 saham seri B yang mewakili 23% dari modal ditempatkan dan disetor penuh oleh perseroan.Rabu,(18/1/2023)
Nilai IPO BSMT tergolong cukup besar dengan target pendanaan yang diraup mencapai hampir Rp 1,5 triliun. Dengan target pendanaan tersebut artinya BSMT divaluasi setara dengan kurang lebih 1,12x dari nilai buku per saham (Price to Book Value/PBV) saat IPO.
Apabila dibandingkan dengan peers-nya yang juga BPD yaitu BJBR dan BJTM yang sudah publik dan ditransaksikan 1,01x dan 0,98x PBV, maka valuasi BSMT masih tergolong rasional.
Mengacu pada prospektus perseroan, adapun penggunaan dana dari IPO akan dialokasikan untuk mendukung ekspansi bisnis terutama kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi sebesar 80%.
Sisanya 20% akan digunakan untuk perluasan jaringan dan pengembangan teknologi informasi guna menunjang kegiatan usaha perseroan termasuk layanan digital dengan rincian sebanyak 10% untuk belanja modal (capex) dan 10% untuk operational expenditure.
Untuk diketahui, BSMT merupakan BUMD yang secara permodalan sudah memenuhi ketentuan OJK Rp 3 triliun bahkan sebelum tenggat waktunya di 2024. Nilai modal inti BSMT apabila mengacu pada laporan keuangan September 2022 mencapai Rp 4,13 triliun dengan rasio KPMM 19,77%.
Sebagai bank milik Pemda, perseroan memiliki segmentasi nasabah nasabah, terdiri dari Aparatur Sipil Negara (ASN), perorangan, karyawan, koperasi, BUMD, BUMN, beserta institusi lainnya baik Pemerintah maupun swasta.
Berdasarkan informasi yang tertera di prospektus, per tanggal 30 Juni 2022, total dana pihak ketiga perseroan dikontribusi oleh dana-dana Pemerintah yang mencapai 34,42%, dana corporate sebesar 21,68% dan dana retail sebesar 43,90%.
Dari sisi bisnis lending-nya, perseroan tercatat telah menyalurkan pinjamannya kepada 183.800 debitur di seluruh daerah operasional Perseroan yang terdiri dari 41,63% kredit produktif, 58,37% kredit konsumtif.
“Penyaluran kredit terbesar kepada segmen konsumer, yaitu kredit kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pensiunan yang pembayaran gajinya melalui payroll Bank Sumut. Kredit ini merupakan captive market dengan profile risiko yang relative rendah dan margin keuntungan yang tinggi.” Tulis prospektus BSMT.
Apabila dibandingkan dengan dua bank BPD lain yang sudah melantai di bursa yaitu BJBR dan BJTM, maka salah satu kinerja yang paling menonjol dari BSMT adalah rasio marjin bunga bersih (NIM).
Per September 2022, NIM BSMT mencapai 6,84% jauh lebih tinggi dibandingkan dengan BJBR dan BJTM yang keduanya berada di bawah 6%. Hal ini mengindikasikan bahwa BSMT lebih unggul dalam hal pricing suku bunganya baik untuk kredit maupun simpanan, meski secara size tidak sebesar BJBR dan BJBR.
Rasio 9M22
BSMT
BJBR
BJTM
KPMM
19.77%
17.74%
22.65%
CKPN/ Aset Keuangan Produktif
1.99%
1.26%
2.10%
NPL Gross
2.76%
1.07%
3.72%
NPL Net
1.48%
0.36%
0.99%
ROA
2.17%
1.88%
2.02%
ROE
17.38%
20.26%
15.85%
NIM
6.84%
5.83%
5.17%
BOPO
75.19%
78.66%
74.24%
CIR
59.33%
66.76%
35.33%
LDR
80.56%
88.16%
55.40%
Hal lain yang menonjol dari kinerja BSMT adalah kualitas aset. Dalam aspek ini, BSMT cenderung kalah baik dengan BJBR dan BSMT. Rasio NPL gross BSMT per September 2022 mencapai 2,76%. Memang rasio NPL gross BSMT lebih rendah dari BJTM yang mencapai 3,72%.
Dilihat dari sisi rasio NPL neto yang hanya fokus pada kredit dengan kolektabilitas terendah atau kolektabilitas 5, rasionya merupakan yang paling tinggi. Sebenarnya hal ini masih bisa dikompensasi dengan rasio NIM yang relatif tinggi, sehingga bisa dikatakan masih relatif manageable.
Overall, dengan valuasi yang masih cukup rasional serta keunggulan BSMT dari sisi NIM yang tinggi meski size-nya kecil, memesan IPO BSMT cukup menarik untuk dipertimbangkan khususnya untuk orientasi investasi jangka menengah-panjang.
Penulis : Netti Herawati, SE