BANGKALAN, HN.ID – RKH Fuad Amin Imron atau Ra Fuad adalah tokoh asli Putra Bangkalan, Madura. RKH Fuad Amin Imron. Sosok dua karakter yang melekat dalam satu tubuh.
Tak diragukan lagi, jika ketokohan dan kharismatik Ra Fuad mengalir dari leluhurnya. Tokoh legendaris Bangkalan itu sudah berpulang kehariban Allah SWT.
Ra Fuad sosok yang relegius karena cicit Syaikhona Kholil Bangkalan. Ra Fuad juga disegani para Blater Bangkalan. Dia dinilai mampu mengorganisir dan menyelesaikan konflik.
Dua karakter berbeda itu juga diimbangi kekayaan yang melimpah. Termasuk tak kikir mendistribusikan kekayaan dan kekuasaannya.
Praktis, banyak orang yang ingin mendekat mulai kelompok aktivis. Pengusaha. Politisi. Termasuk para Blater dari beragam kelas.
Tak sedikit orang yang mendekat di lingkaran Ra Fuad kini jadi figur lokal dan menjadi tokoh nasional seperti Almarhum Nizar Zahro (DPR RI).
Fauzan Jakfar (mantan Ketua KPU Bangkalan). Syafiudin Asmoro (DPR RI). Termasuk Mathur Husyairi (DPRD Jatim).
Sejak 1999, almarhum menjadi anggota DPR RI dari PKB. Pada tahun 2003 hingga 2013, beliau menjabat Bupati Bangkalan. Dan 2014, terpilih Ketua DPRD Bangkalan dari Partai Gerindra.
Setelah Ra Fuad almarhum. Moh Hosen menganalisa warna politik Bangkalan banyak orang mendeskripsikan warna politik Bangkalan.
Maklum, sejak 2003. Warna politik Bangkalan jadi satu pintu. Lewat pintu Ra Fuad.
Lalu Ra Fuad mendistribusikan ke berbagai wilayah kekuasaannya. Baik di legislatif, eksekutif. Termasuk di wilayah yudikatif.
Wilayah legislatif terbagi di berbagai level dan parpol. Mulai tingkat kabupaten, provinsi hingga senayan. Tak lupa kekuasaan di tingkat desa didesain beragam rupa.
Orang-orang Ra Fuad yang disebutkan di atas, sudah mulai berpencar. Nizar Zahro kini sudah tiada (almarhum).
Yang tersisa sekarang hanya saudara kandung RaFuad yakni R. Imron Amin atau biasa disebut Ra Ibong (DPR RI dari Gerindra) dan Ra Latif (Bupati Bangkalan). Di luar keluarga, ada Syafiudin Asmoro ( DPR RI dari PKB).
Kalau ada yang bertanya. Bagaimana warna politik Bangkalan pasca Ra Fuad?
“Yang perlu diingat, politik adalah dunia yang serba abu-abu dan penuh pro-kontra. Hanya Tuhan, yang tahu niat hati manusia. Boleh sama-sama ingin. Tetapi harus ngerti guru dan murid. Jika ada saudara Ra Fuad yang masih pas untuk memimpin mengapa cari orang luar, begitu saja kira-kira,” Cetus Hosen. (SA/RED)