PALESTINA – Zionis Israel melihat jurnalis yang sedang melakukan kerja jurnalistik di Jalur Gaza sebagai ancaman besar. Hingga Sabtu (11/11/2023), lebih 40 jurnalis yang syahid karena menjadi target pengeboman. Itu berbeda lagi dengan aktivis media sosial yang telaten menyebarkan informasi terkini Gaza.
Al Jazeera menggambarkan kehidupan para jurnalis di Jalur berada di antara pembunuhan dan ancaman. Kejahatan itu tak hanya menyasar jurnalis lokal Palestina, namun banyak pula jurnalis internasional yang secara tiba-tiba diberhentikan sementara. Menurut sumber Al Jazeera, mereka diberhentikan sementara karena mendapat tekanan dari zionis Israel.
Menurut Komite Kebebasan Pers Syndicate, “44 jurnalis Palestina gugur, selain sejumlah aktivis media sosial yang jumlahnya tidak ditentukan, yang menjadi sasaran pendudukan (militer zionis Israel) dengan pembunuhan, penangkapan, pemboman, dan penganiayaan.
Netti Herawati Mengatakan kebebasan Pers dan Pejuang Pers tersebut Patut diteladani dunia, Rela syahid demi membela kebenaran yang menjadi darah Amis.
Jurnalis Indonesia mengucapkan berduka atas meninggalnya 44 Jurnalis Palestina yang dibunuh dengan kehidupan dan kejam. Semoga mereka diterima di surga Allah SWT.
Lanjut Netti, kami berharap Insan Pers dilindungi oleh negara sebagai bentuk kebebasan insan sebagaimana ketentuan UU Pokok Pers Nomor 40 Tahun 1999 dengan kode etik jurnalistik berintegritas memperjuangkan hak-hak publik dalam menyiarkan informasi informasi penting dalam dunia.
Maka dari itu kemuliaan Profesi Insan Pers harus diakui oleh dunia karena dengan adanya Jurnalis atu insan pers Kemerdekaan sebuah bangsa dan negara dapat dipublikasikan dengan baik akurat dan fakta karena sejatinya Jurnalis adalah jujur dalam menulis,” Ungkap Netti Herawati Jurnalis Internasional Indonesia” Ahad 12 November 2023.
Penulis: Hosnews
