JAKARTA, hosnews.id – 21 Maret 2025 – Indonesia adalah negeri yang kaya akan sumber daya alam dan manusia, namun masih banyak rakyat yang hidup dalam kemiskinan. Fenomena ini yang disebut sebagai “Paradoks Indonesia” , sebuah konsep yang dikupas secara mendalam oleh Presiden Prabowo Subianto dalam bukunya yang berjudul “Paradoks Indonesia: Negara Kaya Raya,Tetapi Masih Banyak Rakyat Hidup Miskin” .
Buku yang pertama kali terbit pada tahun 2017 ini kembali menjadi sorotan, terutama setelah Prabowo Subianto resmi menjabat sebagai Presiden Indonesia (2025-2029). Dalam diskusi yang digelar oleh Atlantika Institut Nusantara dan Jurnalis Indonesia Bersatu , berbagai fakta dari buku ini dibahas, termasuk realitas ekonomi dan sosial yang masih relevan hingga saat ini.
Ketimpangan Ekonomi dan Tantangan Bangsa
Buku Paradoks Indonesia mengungkap berbagai tantangan besar yang menghadang Indonesia, termasuk fakta bahwa pada tahun 2016, hampir 50% kekayaan negara dikuasai oleh 1% populasi terkaya. Bahkan, dana sebesar Rp 11.000 triliun milik individu dan perusahaan Indonesia justru disimpan di luar negeri, jumlah yang lima kali lebih besar dari anggaran negara.
Menurut Prabowo, ketimpangan ini terjadi karena Indonesia gagal mengelola sumber daya yang dimiliki . Padahal, jika dikelola dengan benar, Indonesia seharusnya menjadi negara yang makmur dan berdaulat.
Lima Pokok Bahasan Strategis
Dalam buku ini, Prabowo Subianto menguraikan lima pokok bahasan utama untuk menghadapi tantangan bangsa:
(1): Membangun Kesadaran Nasional.
(2): Tantangan besar.
(3): Kekayaan Indonesia Mengalir ke Luar Negeri
(4): Demokrasi Indonesia Dikuasai Pemodal Besar
(5):Strategi Kita: Mencegah Tragedi Indonesia
Menjawab Tantangan Sejarah.
Prabowo menegaskan bahwa Indonesia harus kembali ke sistem kerakyatan ekonomi sesuai dengan Pasal 33 UUD 1945 , serta memperjuangkan kebijakan ekonomi yang berpihak pada rakyat.
Gerakan Perubahan dan Harapan Prabowo
Sebagai bagian dari perjuangan politik untuk membangun Indonesia yang kuat dan berdaulat, Prabowo mendirikan Partai Gerindra pada tahun 2008 . Partai ini menjadi kendaraan politiknya untuk mewujudkan visi besar Indonesia yang lebih adil dan makmur.
Selain itu, Padepokan Garudayaksa Nusantara di Hambalang juga disiapkan sebagai kawah candradimuka bagi para kader dan generasi muda Indonesia yang ingin berkontribusi dalam membangun bangsa.
“Bangkit jadi Macan Asia. Bangkit jadi bangsa yang disegani dunia karena rakyatnya hidup sejahtera,” ujar Prabowo dalam bukunya.
Menjawab Tantangan Sejarah
Di tengah persaingan global yang semakin ketat, Prabowo Subianto mengingatkan bahwa Indonesia tidak boleh lengah. Dengan sistem ekonomi yang berbasis pada demokrasi Pancasila, serta kebijakan yang berpihak pada rakyat, Indonesia bisa keluar dari jebakan ketimpangan dan menjadi negara yang kuat serta mandiri.
Paradoks Indonesia bukan sekedar teori, namun sebuah seruan bagi seluruh rakyat untuk bersama-sama membangun bangsa yang lebih baik. Dengan kepemimpinan Prabowo Subianto, banyak pihak optimis bahwa Indonesia akan melangkah menuju masa depan yang lebih cerah.
Pewarta: Kusnadi
Editor: Redaksi