Sejarah Gunung Geger Bangkalan : Banyak Orang berdatangan ingin Nyepin di gunung geger dengan tujuan tertentu dan aja juga yang datang ke gunung geger dengan tujuan Ingin Dapatkan Pusaka.
Beberapa sumber material yang berkait dengan kisah kedatangan Putri Doro Gung dan lahirnya Raden Segoro ini, hingga kini masih ada bekasnya di Gunung Geger masih dapat kita lihat dan Sejarah Gunung Geger Bangkalan masih mengandung misteri sampai saat kini.
Salah satu diantaranya Sejarah Gunung Geger Bangkalan, yang masih ada batu bongkahan yang berjejer rapi, tepat dibawah pohon ploso (semacam jati) Dan di gunung geger ini juga terdapat banyak pohon mahoni.
Menurut penduduk gunung Geger, Sejarah Gunung Geger Bangkalan jajaran batu itu adalah bekas rakit Doro Gung yang sudah membatu.
Asal Usul Sejarah Gunung Geger Bangkalan Madura
Tempat ini merupakan tempat yang dikeramatkan orang dan sering dimanfaatkan untuk tempat tirakat, Keberadaan batu itu tak disertai prasasti.
Ada pula sebuah tempat di puncak Gunung Geger berupa tumpukan batu karang setinggi 15 meter, mirip bangunan langgar yang disebut dengan “pelanggaran”.
Menurut kepercayaan penduduk setempat di tempat inilah dahulu Doro Gung mendarat, kemudian melahirkan Raden Segoro dan bertempat tinggal.
Tempat ini pun dikeramatkan orang. Tapi sayang tak dijumpai cerita tertulis, sehingga nilai sejarahnya mengambang.
Walau demikian, hingga kini sebagaimana diungkapkan juru kunci Zaini, tempat keramat di Gunung Geger itu masih sering dikunjungi orang.
Mereka yang mempunyai maksud dan tujuan tertentu hingga tirakat berhari-hari, bukan saja masyarakat Madura, “Tapi juga Cirebon, Banten, Semarang, Bandung, Banyuwangi bahkan ada yang dari Malaysia,” tutur Zaini.
Mereka memanfaatkan goa-goa keramat dan angker sebagai tempat nyepi. Ada 4 goa yang kerapkali dunabfaatkan nyepi oleh para ahli tirakat itu.
Masing-masing goa Petapan, Potre, Pancong Pote, dan Pelanangan. Dari tempat inilah banyak para alih petapa memperoleh berkah berupa wangsit atau benda-benda pusaka.
Diceritakan, sekitar tahun 1976 ahli tirakat dari Banten yang nyepi selama 41 malam di goa Petapan, pada malam terakhir dia dijatuhi benda secara gai tepat di pangkuanya.
Ternyata benda itu sebuah “Besi Kuning” sepanjang 15 cm dengan garis tengah 2 cm. Konon katanya, khasiat benda itu menjadikan pemiliknya kebal senjata tajam.
Keanehan lainya dialami Marjuki, asal kamal. Ketika dia nyepi di goa Pelanangan selama 101 hari, menjelang akhir lelakunya ia menerima wangsit, yang menganjurkan agar menggali tanah dibawah batu caping (miring topi).
Ketika tempat itu digali ternyata diperoleh sebuah kerangka lengkap dengan tengkoraknya. Konon disela-sela kerangka itu ditemukan sebuah limpa yang masih berbau amis.
Di dalam tempurung tengkorak juga ditemukan benda putih mengkilat sebesar kelereng. ” Namun apa khasiatnya oleh yang bersangkutan dirahasiakan,” Ujar Zaini.
Disamping tempat keramat, goa di puncak Gunung Geger banyak pula memendam keajaiban alam.
Di Goa Pelanangan misalnya ada sebua Stalakmit sepanjang 1,5 meter dengan garis tengah 15 cm bergantung di atap goa. bentuknya mirip organ pria, sehingga stalakmit unik ini diabadikan dengan nama Pelanangan.
Menurut juru kunci, stalakmit ini mempunyai khasiat nyata. Siapa saja lelaki yang mampu memanjat dinding goa, kemudian menyentuhnya, ia akan memiliki keperkasaan.
Menurut legenda versi Bangkalan, goa Petapan adalah bekas pertapaan Adipoday, sedang goa Potre pertapaan Putri Kuning. Keduanya pertapa saksi dari Madura dan dikenal sebagai ayah bunda tokoh legendaris Jokotole.
Konon ketika Jokotole akan bertarung melawan tojoh saksi dari daratan cian, yaitu Dempo Awang (Sampo Tualang), ia sempat pamit di Goa Petapan dan Potre.
Disana Jokotole mendapat hadiah sebuah cemeti pusaka dari ayah bundanya yang sedang bertapa.
Dengan cemeti ini, Jokotole dapat menghancurkan perahu Dampo Awang dalam pertempuran di udara. Saat itu Jokotole naik kuda terbang sedang Dampo Awang menaiki perahu terbang.
Keburuan kedua pertapa ini pun juga ada di puncak Gunung Geger. Makam Sang Putri tepat berada di depan goa Potre.
Sementara Adipoday terletak 200 meter sebelah utara goa Petapan, dilindungi sebuah cungkup sederhana.
Sedang goa Pancong Pote dahulu dikenal sebagai tempat pertapan tokoh sakti Ratu Syarifah Ambani, permaisuri Pangeran Cangkraningrat I (1546-1569), Raja Plakaran Arosbaya.
Konon berkat hasil tapa brata Sang ratu di goa Pancong Pote ini kerajaan Plakaran bisa diperintah keturunan Tjakraningrat I selama tujuh turunan. TAMAT
Baca Juga: Filosofi Ishari NU, ikatan seni Hadrah indonesia
Pencarian:
Sejarah Gunung Geger Bangkalan, Cerita Misteri Gunung Geger Bangkalan, Lokasi Bukit Geger Madura, Legenda Adi Poday Madura, asal usul gunung geger Madura