Hosnews.id||- Kabupaten Sumenep berpotensi tsunami.
Begitu kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati bersama tim gabungan BMKG Jawa Timur, BPBD Sumenep, Syahbandar, dan Pelindo Kalianget usai melakukan survei lapangan di Pelabuhan Kalianget Sumenep, Jumat 9 April 2021.
Kedatangan BMKG pusat dan rombongan di Pelabuhan Kalianget untuk mengecek persiapan jalur evakuasi apabila terjadi gelombang tsunami di Kalianget dan sekitarnya.
Kapan potensi tsunami itu akan terjadi?
Prakirawan BMKG Klas II Maritim Tanjung Perak Surabaya Arrizal R Fatoni membenarkan adanya potensi tsunami di Sumenep.
Namun, dia belum memastikan kapan terjadinya gelombang tsunami di Sumenep.
“Di Sumenep berdasarkan kajian yang sudah ada, memang berpotensi, tapi tidak bisa ditentukan kapan. Karena belum ada alat yang bisa memprediksi gempa, sebagai pembangkit tsunami tersebut,” kata Arrizal Rabu, (7/4/2021).
“Potensi tidak sama dengan prakiraan. Mirip, tapi penggunaannya berbeda. Kalau prakiraan itu seolah-olah berapa hari lagi atau berapa bulan lagi ada tsunami, jadwalnya jelas tempo waktunya jelas. Adapun potensi, dia belum jelas kapan waktunya,” tambahnya.
Kendati demikian, Arrizal mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik.
Dia mengatakan tsunami tak akan terjadi jika tidak ada kejadian gempa, longsor atau gunung meletus di bawah laut.
“Imbauannya tetap tenang, karena tsunami hanya disebabkan oleh gempa, longsor bawah laut, gunung meletus di bawah laut, atau aktivitas militer ledakan senjata. Jadi masyarakat tetap tenang, jangan panik, dan terus update informasi dari BMKG,” imbuh Arrizal.
Seperti diketahui, kunjungan BMKG pusat dan rombongan ke Pelabuhan Kalianget untuk memastikan jalur evakuasi yang sudah dilengkapi rambu-rambu evakuasi sesuai perhitungan peta rawan bahaya tsunami.
Hasil analisis BMKG soal potensi tsunami di Sumenep, juga disampaikan langsung ke Bupati Sumenep Achmad Fauzi pada hari Sabtu, 3 April 2021 lalu di Pendopo Keraton, Sumenep.
Dwikorita mengatakan, Pelabuhan Kalianget Sumenep dipilih menjadi lokasi survei jalur evakuasi karena termasuk dalam wilayah yang berpotensi terdampak tsunami.
Dwikorita Karnawati menyebut ada tiga faktor yang menyebabkan Sumenep berpotensi tsunami.
“Pertama patahan kambing. Posisinya di selatan Madura, sekitar Sumenep. Faktor kedua ialah patahan flores, yang ada di flores sampai bali. Sedangkan yang ke tiga tumpukan lempeng di subduksi (zona) selatan pulau Jawa,” pungkasnya.
( Muzammil )