MADINA, Hosnews.id – Diketahui secara Via Telepon percakapan antara salah satu orangtua siswa dengan Kepala Sekolah SDN 392 Tabuyung, Kecamatan Muara Batang Gadis (MBG) Kabupaten Mandailing Natal (Madina) yang direkam oleh awak media saat keduanya sedang melakukan percakapan lewat telephon Seluler.
Kejadian berawal pada saat (GG) orangtua dari salah satu siswa yang sekolah di SD Negeri 392 Tabuyung berencana hendak memindahkan anaknya bernama ASSG ke salah satu Sekolah Dasar di Desa Pasir Putih, Kecamatan Sinunukan (ditempat tinggalnya sekarang).
Pada saat raport anaknya dibawa ke SDN 331 Pasir Putih sebagai salah satu persyaratan perpindahan, pada Sabtu 14 september 2024, GG malah dikejutkan dengan jawaban dari Pihak sekolah SDN 331 Pasir Putih yang menyatakan tidak bisa menerima anaknya bernama (ASSG) di SDN331 berhubung raport si anak tidak memiliki NIS dan NISN, bahkan status semester mulai dari kelas 1,2,3 dan 4 pun tidak ada tercantum di dalam raport anak tersebut.
Karena merasa bingung tidak tahu harus berbuat apa, akhirnya (GG) meminta pendapat kepada awak media untuk meminta solusi atas persoalan yang tidak ia mengerti sama sekali, awak media pun mengarahkan GG agar mencoba menanyakan lewat telephone perihal raport anaknya dulu kepada Kepala Sekolah SDN 392 Tabuyung mana tau ada kesilapan sebelumnya.
Kemudian melalui percakapan lewat telephone antara GG (ayah si anak) dengan BN (Kepsek SDN 392 Tabuyung) yang direkam Video oleh awak media. Pada saat percakapan keduanya sedang berlangsung, terdengar jelas jawaban arogan dari BN seolah-olah ketiadaan status semester pada raport siswa sengaja di kosongkan agar bisa dijadikan sebagai lahan untuk mencari keuntungan.
“Iya pak, saya juga baru saja di telepon oleh guru sekolah yang di Pasir Putih. Itulah, kalau mau ngurus surat semester harus bayar Rp.200 rb persemester, akan saya buatkan. Kalau tidak mau silahkan laporkan ke pihak manapun yang kau mau” ucap BN dengan lantang melalui telephon selulernya.
Mendengar hal itu, hati seorang ayah merasa teriris dan terluka dan hanya mampu meneteskan air mata yang sengaja disembunyikan dari semua orang disekitarnya pada saat itu. GG tidak menyangka untuk mendapatkan status semester anaknya saja harus bayar ratusan ribu, itupun baru satu semester, jika 4 semester yang harus dibuatkan berarti GG harus membayar sebesar Rp.800 rb kepada Kepala Sekolah SDN 392 Tabuyung.
GG semakin bingung dan sedih serta khawatir anaknya tidak dapat lagi untuk melanjutkan pendidikannya, apalagi disaat sekarang ini ekonomi semakin sulit, dengan uang sebesar itu tentunya akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkannya.
Melalui berita ini, GG meminta kepada seluruh Instansi terkait di Pemkab Madina agar perilaku si Kepala Sekolah tersebut mendapatkan ganjaran setimpal, karena merasa telah sengaja melakukan pungli kepada orangtua siswa dengan cara mempersulit surat semester anak didiknya dan meminta sejumlah uang agar surat semester tersebut dikeluarkan.
“Saya memang tidak bersekolah, tapi janganlah orang seperti saya ini semakin di bodohi, saya rasa seluruh isi yang ada dalam raport siswa termasuk surat semester adalah merupakan tugas dan tanggung jawab oleh setiap pihak sekolah.
Dalam artian bukan malah memeras kami orangtua siswa dengan sengaja mengosongkan status semester di raport anak kami agar kalian bisa mengambil keuntungan dari kami.
Mudah-mudahan Instansi pemerintah yang berwenang melihat dan mendengar keluhan kami ini, semoga kepala sekolah yang berprilaku seperti itu segera diberikan ganjaran setimpal”,pungkasnya. Kabiro madina Syamsuddin