Niat Puasa Ramadhan, Lengkap Dengan Pengertian, Keutamaannya

Niat Puasa Ramadhan sebulan : Salah satu yang membedakan ibadah satu dengan lainnya adalah niat. Hal ini menjadi sesuatu yang penting karena termasuk dalam rukun setiap ibadah.

Dalam menjalankan Puasa Ramadhan, umat Islam dimulai dengan membaca niat pada malam hari, sejak terbenamnya matahari sampai terbitnya fajar.

Adapun lafal niat puasa Ramadhan ada beberapa versi yang bisa dipilih. Ada enam lafal Niat Puasa Ramadhan dan artinya yang bisa dibaca.

Niat Puasa Ramadhan termasuk rukun dalam melaksanakan ibadah puasa, karena jika berpuasa namun tidak ada niat maka puasanya tidak sah.

Hal tersebut dijelaskan dalam hadis Rosulullah SAW “Barangsiapa yang tidak berniat puasa pada malam hari sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya,” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majjah).

Jika melihat hadis diatas bahwa seseorang yang berpuasa namun dia tidak niat pada malam hari hingga datangnya waktu subuh maka puasanya tidak sah dan wajib menganti pada bulan diluar puasa.

Baca Juga : Keutamaan dan Keistimewaan Dalam Bulan Ramadhan

Pengertian Puasa Ramadhan

Pengertian puasa Ramadhan menurut syariat Islam adalah suatu amalan ibadah yang dilakukan dengan menahan diri dari segala sesuatu seperti makan, minum, perbuatan buruk maupun dari yang membatalkan puasa mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari yang disertai dengan niat karena Allah SWT, dengan syarat dan rukun tertentu.

Puasa dalam Islam juga sering disebut shaum yang merupakan salah satu ibadah yang telah dicontohkan oleh Rosululloh SAW.

Pengertian puasa Ramadhan selain menjaga hawa nafsu, juga wajib dilakukan oleh umat Islam. Hal ini sudah dijelaskan dalam firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 183 yaitu:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

Jadi firman Allah SWT di atas menjelaskan bahwa melaksanakan puasa Ramadhan adalah wajib hukumnya, di mana hal tersebut adalah bentuk pertanggungjawaban manusia kepada penciptanya secara langsung serta kegiatan yang menyangkut hablum minallah.

Selain pengertian puasa Ramadhan di atas, ada beberapa hal penting lainnya menyangkut puasa Ramadhan seperti rukun puasa Ramadhan, syarat puasa Ramadhan, dan lain sebagainya: sumber liputan6.com

Baca Juga : Doa Sholat Dhuha Arab Latin, Lengkap Dan Terjemahannya

5 Keutamaan Puasa Ramadhan, Salah Satunya Doanya Mujarab

Puasa Ramadhan mempunyai kedudukan yang sangat agung. Ada keutamaan dan ganjaran yang sangat besar di dalamnya. Buku Fiqih Praktis Puasa Ramadhan karya Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As-Sidawi dan Abu Abdillah Syahrul Fatwa menyebut ada lima keutamaan bagi mereka yang menjalankan puasa Ramadhan.

Pertama, termasuk rukun Islam

Islam itu dibangun di atas lima perkara. Tidak sempurna keislaman seseorang kecuali dengan mengerjakan lima perkara tersebut. Puasa Ramadhan termasuk rukun Islam berdasarkan hadis dari Abu Abdirrahman Abdullah ibn Umar ibn al Khaththab , ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah n bersabda:

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : قَالَ رَسُولُ الله ﷺ: بُنِيَ الإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ ، وَإِقَامِ الصَّلَاةِ ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَالْحَجِّ ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ

Islam itu dibangun di atas lima perkara: syahadat(persaksian) bahwa tidak ada ilah (sembahan) yang berhak diibadahi dengan benar kecuali hanya Allah dan bahwa Muhammad adalah rasul (utusan) Allah, mendirikan shalat, membayar za kat, berhaji ke Baitullah, dan berpuasa di bulan Ramadhan.’” (HR al-Bukhari: 8 dan Muslim: 16)

Kedua, menghapus dosa yang telah lalu

Dari Abu Hurairah Ra bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim No. 860).

Yang dimaksud berpuasa atas dasar iman yaitu berpuasa karena meyakini akan kewajiban puasa. Sedangkan yang dimaksud ihtisab adalah mengharap pahala dari Allah Ta’ala. (Lihat Fathul Bari, 4: 115).

Ketiga, merupakan sebab masuk surga

Berdasarkan hadits:

عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: “أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ فَقَالَ: أَرَأَيْت إذَا صَلَّيْت الْمَكْتُوبَاتِ، وَصُمْت رَمَضَانَ، وَأَحْلَلْت الْحَلَالَ، وَحَرَّمْت الْحَرَامَ، وَلَمْ أَزِدْ عَلَى ذَلِكَ شَيْئًا؛ أَأَدْخُلُ الْجَنَّةَ؟ قَالَ: نَعَمْ”. رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Abu Abdillah Jarir Al-Anshari RA menerangkan, ada seorang lelaki yang bertanya kepada Rasulullah SAW, ”Bagaimana pendapatmu jika aku telah mengerjakan sholat maktubah (sholat fardhu lima waktu), berpuasa Ramadhan, menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram, dan aku tidak menambahnya dengan suatu apapun. Apakah aku bisa masuk surga?” Rasul menjawab, ”Ya.” (HR Muslim “15).

Keempat, do’anya terkabulkan

Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ لِلّهِ فِى كُلِّ يَوْمٍ عِتْقَاءَ مِنَ النَّارِ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ ,وَإِنَّ لِكُلِّ مُسْلِمٍ دَعْوَةً يَدْعُوْ بِهَا فَيَسْتَجِيْبُ لَهُ

”Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan, dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a, akan dikabulkan.” (HR. Al Bazaar. Al Haitsami dalam Majma’ Az-Zawaid, 10: 14 mengatakan bahwa perowinya tsiqoh -terpercaya-. Lihat Jami’ul Ahadits, 9: 224)

ﺇﻥ ﻟﻠﻪ ﺗﺒﺎﺭﻙ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﺘﻘﺎﺀ ﻓﻲ ﻛﻞ ﻳﻮﻡ ﻭﻟﻴﻠﺔ _ ﻳﻌﻨﻲ ﻓﻲ ﺭﻣﻀﺎﻥ _ , ﻭﺇﻥ ﻟﻜﻞ ﻣﺴﻠﻢ ﻓﻲ ﻛﻞ ﻳﻮﻡ ﻭﻟﻴﻠﺔ ﺩﻋﻮﺓ ﻣﺴﺘﺠﺎﺑﺔ

“Sesungguhnya Allah mempunyai orang-orang yang akan dibebaskan (dari neraka) setiap hari dan malam. Setiap hamba dari mereka punya do’a yang mustajab.” (HR Ahmad 12/420. Hadits ini dishahihkan oleh asy-Syaikh al Albani di dalam Shahih al-Jami’ no. 2169).

Ini merupakan keutamaan yang besar bagi bulan Ramadhan dan orang yang berpuasa, menunjukkan keutamaan do’a dan orang yang berdo’a.” (Faidhul Qadir, al-Munawi, 2/614)

Kelima, pahala yang berlipat ganda tanpa batas.

Berdasarkan hadis:

dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu berkata, Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallalm bersabda:

( كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ )

“Semua amal Bani Adam akan dilipat gandakan kebaikan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Azza Wa Jallah berfirman, ‘Kecuali puasa, maka ia untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan pahalanya.”

Yakni Aku akan memberikan pahala yang banyak tanpa menentukan kadarnya. Hal ini seperti firman Allah Ta’ala, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)

Makna ungkapan ‘Puasa untuk-Ku’, maksudnya adalah bahwa dia termasuk ibadah yang paling Aku cintai dan paling mulia di sisi-Ku.

Ibnu Abdul Bar berkata, “Cukuplah ungkapan ‘Puasa untuk-Ku’ menunjukkan keutamaannya dibandingkan ibadah-ibadah lainnya.

Diriwayatkan oleh An-Nasa’i, 2220 dari Abu Umamah rahdiallahuanhu berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Hendaklah kalian berpuasa, karena tidak ada yang menyamainya.” (Dishahihkan oleh Al-Albany dalam shahih Nasai)

Baca Juga : Panduan Sholat Tarawih dan Witir, Beserta Bacaan Arabnya

Syarat Puasa Ramadhan

Selain mengetahui tentang rukun puasa Ramadhan maka ummat muslim yang akan melakukan puasa wajib tahu terlebih dahulu tentang syarat puasa.

Agar puasa yang dilakukan memiliki dasar kuat sehingga tidak ada keraguan saat melaksanakan ibadah puasa.

Adapun syarat puasa Ramadhan dapat dilihat dibaawah ini :

Islam

Syarat utama untuk melaksanakan ibadah puasa Ramadhan tentunya harus islam, bagi ummat diluar islam tidak ada kewajiban untuk melakukan puasa Ramadhan

Baligh

Baligh bisa diartikan dewasa, bagi laki-laki ukuran baligh yakni mengeluarkan mani yang pertama kalinya sedangkan untuk perempuan terhitung baligh jika telah mengeluarkan darah haidh pertsms.

Jika lelaki dan perempuan sudah mengalami hal diatas maka sudah baligh dan wajib melaksanakan puasa.

Berakal

Yang dimaksud berakal sehat pemikirannya tidak gila atau gangguan jiwa, bagi muslim yang sudah baligh maka ia wajib berpuasa.

Sebaliknya bagi muslim yang sedang dalam keadaan gangguan jiwa maka ia tidak diberikan hukum wajib melaksanakan puasa.

Mampu

Maksud mampu disini adalah dilihat dari segi kemampuan fisik jika ia berpuasa tidak terganggu seperti orang yang sudah tua renta dan tidak mampu melaksanakan puasa.

Namun bagi muslim yang kuat fisiknya maka wajib melaksanakan ibadah puasa Ramadhan.

Baca Juga : Doa Sholat Jenazah Laki-Laki Dan Perempuan dari takbir pertama sampai terakhir


Rukun Puasa Ramadhan

Setelah mengetahui lafadz niat puasa baik secara tulisan arab maupun latin dan artinya. Maka perlu juga diketahui terkait rukun puasa Ramadhan.

Karena rukun ini penting bila tidak paham dan tidak dikerjakan maka puasa yang dilakukan dari terbit fajar sampai maghrib akan sia-sia.

Didalam artikel ini akan dituliskan dan dijelaskan singkat terkait rukun puasa Ramadhan yang diambil dari kitab “Fathul Qorib”.

Berikut dibawah ini Rukun Puasa Romadhan.

Niat Puasa Ramadhan

Niat merupakan rukun puasa yang dilakukan saat malam hari hingga sebelum masuknya waktu subuh yakni bagi yang melaksanakan puasa wajib baik Romadhan maupun puasa Nazar.

Menahan Diri Dari Makan Dan Minum

Rukun puasa Romadhan yang selanjutnya adalah Menahan Diri Dari Makan Dan Minum. Tidak ada dalih makan sedikit atau banyak jika sudah masuk makanan atau minuman melalui rongga tubuh maka puasanya batal. “Jika hal tersebut disengaja”

Bagi ummat muslim yang belum tahu hukum dalam artian baru saja masuk islam atau tinggalnya jauh dari ulama maka hal diatas tidak berlaku.

Tidak Melakukan Jima’ / Hubungan

Rukun Puasa Romadhon yang ketiga yakni tidak melakukan jima’ atau hubungan antara suami istri dengan sengaja atau dalam keadaan sadar.

Bagi yang melakukannya maka puasanya batal dan akan dikenai hukuman duabulan melakukan puasa secara berturut-turut.

Berbeda dengan ummat muslim yang berpuasa namun ia lupa dan melakukan hubungan suami istri kemudian ia tinggalkan jima’nya maka puasanya tidak batal.

Menahan Diri Dari Muntah Dengan Sengaja

Rukun Puasa Ramadhan yang selanjutnya adalah menahan diri dari muntah yang sengaja. Hal tersebut bisa membatalkan puasa bagi yang memang sengaja melakukannya.

Berbeda dengan yang muntahnya sengaja bukan dibuat-buat kemungkinan karena mual dan ain sebagainya maka puasanya tetap dilanjutkan.

Baca Juga : Doa Qunut Subuh Arab dan Latin, Nazilah Lengkap dan Artinya


Hal yang Makruh Saat Berpuasa

Makruh adalah hal-hal yang sebaiknya tidak dilakukan.

1. Berbekam

2. Mengulum sesuatu di dalam mulut

3. Merasakan makanan dengan lidah, contohnya saat memasak dan mencicipnya

4. Memakai wangi-wangian

5. Bersiwak atau menggosok gigi saat terkena terik matahari

6. Berkumur di luar kumur wudhu

Hal-hal yang Memperbolehkan untuk Tidak Berpuasa atau Membatalkan Puasa

Puasa terutama puasa Ramadhan memang wajib hukumnya, namun ada beberapa hal yang memperbolehkan kita untuk tidak berpuasa atau membatalkan puasa. Akan tetapi diwajibkan untuk mengeluarkan fidya atau mengganti puasa tersebut di lain hari.

1. Dalam perjalanan jauh

2. Orang tua berusia lanjut

3. Dalam keadaan sakit

4. Wanita menyusui dan hamil

5 dari 5 halaman


Hikmah Puasa Ramadhan

1. Melatih kesabaran

2. Membentuk akhlaqul karimah

3. Mempengaruhi kondisi fisik menjadi sehat

4. Menimbulkan rasa syukur

5. Meningkatkan ketakwaan dalam diri seseorang

6. Membersihkan diri dari dosa-dosa-d

7. Membiasakan diri hidup hemat

Itulah beberapa hal mengenai puasa Ramadhan, mulai dari pengertian puasa Ramadhan hingga hikmah yang akan diberikan dan didapat ketika kita menjalankannya. Ramadhan adalah bulan suci yang sangat dinanti-nantikan karena memiliki beribu-ribu manfaat.

Jangan sampai kamu tidak melakukan kebaikan di bulan Ramadhan karena bulan kemenangan ini hanya datang setahun sekali.

Lafadz Niat Puasa Bulan Ramadhan

Doa niat puasa ramadhan sebulan, Sebenarnya untuk Niat Puasa Ramadhan bisa dilafadzkan dengan bahasa apapun yang penting paham apa yang diucapkan.

Akan tetapi dalam artikel ini akan dituliskan lafaz niat puasa ramadhan secara umum yakni dengan tulisan arab dan latin agar bisa dipahami dengan mudah.

Berikut dibawah ini lafazd niat puasa ramadhan.

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ ِللهِ تَعَالَى

Latin : Nawaitu shauma ghadin ‘an adaa’i fardhi syahri ramadhaana haadzihis sanati lillahi ta’ala.

Artinya: “Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta’ala.”

Jika tidak hafal lafal lafadz Niat Puasa Ramadhan bahasa arab cukup dengan menggunakan bahasa sendiri namun makna dan tujuannya sama.

Penutup

Demikianlah penjelasan terkait Niat Puasa Ramadhan yang ditulis dalam artikel ayovaksindinkeskdi.id. Semoga bermanfaat untuk seluruh ummat muslim.

Sekiranya dalam tulisa ini ada kalimat atau penjelasan yang tidak tepat maka penulis dengan senang hati menerima kritik dan sarannya.

Sekian pembahasan Niat Puasa Ramadhan terimakasih, Wallahu A’lam….

Berita terkait

spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini