Parepare,HN.ID- TPP merupakan bentuk penghargaan kepada ASN sebagai pelaksana kebijakan publik dan pelayanan publik atas tugas-tugas yang diembannya.
Detakan defisit kini merambah di berbagai lini, dan menjadi hangat sebagai senter point kemelut tentang Tunjangan Pegawai (TPP) serta Rekanan yang belum terbayar hingga kini.
Jeritan pun terdengar dari berbagai sudut ruang, seolah mengisah kesedihannya mutlak terjawab. Hingga perdebatan di medsos serta ruang lain pun terjadi. Apa solusinya. Untuk mengakhiri
debat pinggiran yang membuat sesak napas masyarakat?.
Namun terngiang, Legislatif & Eksekutif, sebagai lokomotif sandaran rakyat perlu mengambil sikap jitu sebagai pelampung hati nurani.
Menggedor Parlemen sebagai keterwakilan rakyat dipandang perlu ” berteriak” mengusik Eksekutif, soal defisit.
” Inilah perlunya Interpelasi DPRD kiranya dilakukan secepatnya.” Sebut Andi Ilham, saat nongkron bersama beberapa orang masyarakat serta aktifis di pinggir jalan.
Ada juga Pegawai yang enggan disebut namanya mengeluhkan sikap tentang Pers dan LSM yang ogah tentang masalah krusial seperti ini. Ada apa yah?
Tapi ada juga menimpali Pers & LMS lainnya sementara ini sedang mengumpul data.
Defisit sudah melahirkan kejiwaan umum di tengah masyarakat Kota Parepare.
Mau tidak mau Eksekutif & Legislatif harus hadir memberikan tanggapan.
Seperti ketika Reses Rudy Najamuddin.
Ketua Komisi 1 DPRD Kota Parepare, di kediamannya Jalan Bambu Runcing. Sabtu Tanggal 14 Mei 2022. Dihadiri ratusan konstituen.
Ada 2 orang Wanita mempertanyakan kemelut TPP serta Defisit selama ini.
Menurut dia selaku tenaga Honorer merasa terpukul atas terpaan ini. Apalagi dia akui termasuk tulang punggung di tempatnya ia kerja.
Dikesempatan itu, Rudy menjawab, Defisit Kota Parepare sekarang ini memang sangat terasa. Uang rekanan saja itu mencapai Rp 55 Milyar. Ditambah TPP Rp 38 Milyar yang belum terbayar.
” Sekarang tidak ada lagi uang tunjangan honorer, semuanya terpatri di TPP. Mungkin waktu dekat akan cair” katanya.
Pada itu juga, Rudy Najamuddin yang begitu dekat dengan konstituennya,
Menyebut 3 jalan, yang mungkin bisa dilalui untuk meredam Defisit;
- Dengan meminjam.
- Jual Aset.
- Tunda proyek mendatang.
Salah satu Kontraktor yang di konfirmasi mengaku sudah menerima SP2D. Tapi dananya belum di terima semua.
” Masih banyak uang kami belum di terima pak, kasian kita ini”. Kata anas. dengan nadah sedih.
Kebag PBJ. Andi Ardian, berupaya ingin di Konfirmasi melalui telpon genggamnya tidak aktif,” Tandasnya. (Ag/Red)